Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Badai 2026 Menghantam Mobil Listrik China, 50 Produsen Terancam Gulung Tikar

Ferdian - Senin, 29 Desember 2025 | 20:00 WIB
Ilustrasi Ekspor mobil China
Chery
Ilustrasi Ekspor mobil China

GridOto.com - Ketar-ketir, puluhan produsen mobil listrik (EV) asal China diperkirakan bakal menghadapi fase krusial pada 2026.

Melemahnya permintaan domestik, berkurangnya subsidi pemerintah, serta kelebihan kapasitas produksi, dinilai bisa memaksa banyak pemain yang masih merugi keluar dari pasar otomotif terbesar di dunia tersebut.

Tercfatat sekitar 50 produsen EV belum mencetak keuntungan kini berada di bawah tekanan besar untuk memangkas skala bisnis atau menghentikan operasional.

Analis menilai, penurunan penjualan mobil di China tahun depan hampir tak terhindarkan akibat perang harga berkepanjangan dan berakhirnya berbagai insentif.

“Waktu tidak berpihak pada produsen yang gagal menarik minat konsumen muda,” kata Qian Kang, pemilik pabrik komponen otomotif di Zhejiang, dikutip dari Channel News Asia, Senin (29/12/2025).

Menurutnya, kinerja 2026 akan menentukan nasib sebagian besar produsen EV yang masih merugi.

Pemerintah China juga diperkirakan akan mengumumkan pada Januari 2026 apakah subsidi tukar tambah sebesar 20.000 yuan akan diperpanjang.

Saat ini, pembelian EV masih bebas pajak pembelian 10 persen, namun mulai Januari akan dikenai pajak 5 persen hingga kembali ke tarif penuh pada 2028.

Baca Juga: Gempuran Mobil China Harga Terjangkau Pernah Ganggu Ritme Pasar Lelang Mobil Bekas

Deutsche Bank memproyeksikan total pengiriman kendaraan di China turun 5 persen pada 2026.

Sementara JPMorgan memperkirakan penjualan mobil, baik konvensional maupun listrik, turun 3–5 persen.

Tekanan ini diperparah oleh investasi besar-besaran produsen EV pada riset dan pengembangan yang membebani profitabilitas.

Saat ini, hanya segelintir pemain seperti BYD dan Seres yang didukung Huawei yang berhasil mencatatkan keuntungan.

Investor asal Shanghai, Yin Ran, menilai era euforia pendanaan bagi produsen EV China telah berakhir.

“Ini akan menjadi ajang bertahan hidup. Perusahaan yang tak segera mencetak laba berisiko kehabisan dana,” ujarnya.

Untuk memperbaiki margin, produsen EV China diprediksi akan semakin agresif menggarap pasar ekspor.

=Menukil Kompas.com, produksi kendaraan China diproyeksikan mencapai 33 juta unit pada 2025, sementara kapasitas terpasang mendekati 50 juta unit.

Margin bersih rata-rata per kendaraan di dalam negeri sekitar 5.000 yuan, namun bisa melonjak hingga 20.000 yuan jika diekspor.

Baca Juga: Insentif Mobil Listrik 2026 Berada di Tangan Menkeu Purbaya, Belum Ketok Palu Tunggu Ini

AlixPartners memperkirakan hanya sekitar 10 persen merek EV China yang akan menguntungkan dalam lima tahun ke depan.

Perang harga yang terus berlangsung juga diyakini akan mempercepat konsolidasi industri, terutama bagi produsen dengan penjualan di bawah 1.000 unit per bulan.

Laporan China EV100 menyebut lima hingga enam perusahaan patungan China–asing dengan penjualan tahunan di bawah 100.000 unit berpotensi dilikuidasi.

Beberapa merek global seperti Ford, Mazda, dan Lincoln termasuk dalam kelompok berisiko tersebut.

Meski pasar domestik melemah, ekspor kendaraan penumpang China diperkirakan tetap tumbuh dua digit pada 2026.

Deutsche Bank memprediksi kenaikan ekspor sebesar 13 persen secara tahunan, yang akan menyumbang sekitar 3 persen dari total pengiriman kendaraan China tahun depan.

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa