Menurutnya, karakter pasar otomotif Indonesia yang masih didominasi oleh pembelian secara kredit menjadi salah satu kunci optimisme tersebut.
Asumsinya, likuiditas menjadi lebih longgar serta penurunan suku bunga kembali dilakukan.
Jika benar demikian, maka minat masyarakat untuk membeli kendaraan baru diyakini akan kembali meningkat.
“Industri otomotif itu perbandingan antara cash dan kreditnya lebih banyak kredit. Dengan banyaknya uang beredar dan kemudian turunnya interest rate, itu akan menjadi faktor pendorong juga untuk orang mengambil kendaraan baru,” jelasnya.
Atas dasar tersebut, Hyundai memproyeksikan pasar otomotif nasional pada 2026 akan membaik dibandingkan 2025.
Bahkan, Frans memperkirakan total penjualan mobil baru tahun depan berpotensi melampaui capaian tahun ini.
“Nah itu yang menyebabkan kita juga melihat sisi positif dari tahun 2026, jadi kami memprediksikan market itu bisa lebih daripada angka pencapaian tahun 2025, atau bisa di atas angka 750.000 unit,” katanya.
Terkait target resmi industri untuk tahun depan, Frans mengungkapkan bahwa Gaikindo hingga kini belum menetapkan angka penjualan nasional untuk 2026.
Pembahasan saat rapat beberapa waktu lalu masih difokuskan pada aspek regulasi, yang dinilai krusial untuk mendorong pertumbuhan industri otomotif ke depan.
“Belum, baru pembicaraannya kan mengenai regulasinya, yang kira-kira bisa untuk meningkatkan pertumbuhan pemasaran otomotif di Indonesia,” tutupnya.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR