GridOto.com - Tahun 2010 Yamaha pernah meluncurkan satu motor sport 150 cc dengan bodi kekar bak moge, ia adalah Yamaha Byson.
Byson generasi awal ini punya fascia besar dan agak meruncing khas klan FZ, dikombinasikan sokbreker depan teleskopik berdiameter 41 mm sehingga membuatnya kian tampil padat.
Aura gahar di area depan dilanjutkan dengan desain tangki yang dibungkus cover dengan desain tak kalah berotot.
Sementara itu di area belakang kesan berotot juga disumbang dari desain knalpotnya yang terlihat besar berkat aplikasi cover muffler-nya.
Desain buritannya sendiri cenderung pendek khas motor street fighter, dipadu behel model pipa yang dibuat menonjol dari area jok belakangnya.
Untuk desain bodinya yang kekar, sayangnya area jantung pacu Byson tak terlalu istimewa.
Teknologinya cenderung sederhana dengan pengaplikasian mesin SOHC 2 klep berpendingin udara.
Kapasitasnya sendiri 153 cc dengan output tenaga 13,6 dk dan torsi 13,6 Nm.
Baca Juga: Pemilik Yamaha Byson Ini Rugi Rp 6 Jutaan, Syok Saat Hendak Berangkat Kerja Pagi
Meski demikian, motor ini cukup diminati pasar pada masanya.
Maklum saja, di awal kehadirannya motor dengan tampang seganteng itu cuma dibanderol Rp 21 jutaan.
Pada 2010, Byson sukses terdistribusi 23.265 unit.
Lalu pada 2011 sebanyak 53.704 unit, dan pada 2012, terdistribusi 119.725 unit.
Akibat banyaknya permintaan, Yamaha akhirnya memproduksi Byson secara lokal pada pertengahan 2011 lalu.
Sebelumnya, Yamaha memang mendatangkan Byson secara impor dari Thailand.
Tahun 2012 Yamaha pun menambah kapasitas produksi dari motor inim yakni mencapai 15 ribuan unit per bulan.
Tiga tahun berselang, tepatnya 2015 Yamaha meng-upgrade 'si kerbau' dengan penyegaran di sisi desain dan mesinnya.
Di generasinya yang kedua, Byson punya fascia baru dengan lampu depan lebih meruncing.
Selain itu shroud juga dibuat lebih besar sambil tetap mempertahankan ciri cover tangkinya.
Joknya pun tak luput dari sentuhan dengan diubah menjadi model split seat yang disempurnakan dengan behel model tanduk.
Lampu belakangnya pun direvisi jadi lebih lancip, ditambah material aluminium di area fendernya.
Bantuk knalpotnya juga jadi lebih ramping dan memanjang.
Desain bodi yang berubah ini juga turut mempengaruhi postur berkendaranya.
Itu karena area setangnya juga jadi lebih lebar dengan panjang 727 mm, plus ground clearence naik jadi 10 mm dengan tinggi jok tetap bertahan di 790 mm.
Beralih ke sektor kaki-kaki, Byson generasi kedua ini sebagian besar mengaplikasi komponen yang sama dengan pendahulunya.
Suspensi depannya tetap teleskopik 41 mm dan suspensi belakang monosok konvensional.
Ukuran pelek pun identik, yakni 2,50 x17 di depan dan 3,50 x 17 di belakang.
Namun profil ban belakangnya lebih besar dengan 130/70-17, sementara ban depan tetap 100/80-17.
Sistem pengereman pun masih sama, depan pakai rem cakram dijepit kaliper 2 piston, sedang belakangnya masih pakai teromol.
Di generasi barunya ini bobot Byson juga lebih susut 3 kg menjadi sekitar 133 Kg saja.
Kesan modern juga didapatkan berkat panel instrumen digitalnya yang juga anyar ditambah fitur eco indikator.
Soal mesin, generasi kedua Yamaha Byson ini sudah dijejali sistem injeksi.
Meski lebih canggih, dari sisi mesin justru turun kapasitasnya menjadi 149,3cc, dengan bore x stroke 57,3mm x 77,9mm.
Hasilnya tenaganya pun turun menjadi 12,9 dk pada 8.000 rpm sedang torsinya 12,98 Nm pada 6.000 rpm.
Byson generasi kedua atau Byson FI ini jadi generasi terakhir si kerbau yang dijual di Indonesia.
Bentuk yang bagi sebagian orang dirasa terlalu 'India' dan tren motor sport yang terus digerogoti oleh tipe matic mungkin membuat ia jadi agak seret penjualannya.
Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), penjualan Byson FI terus menurun selama 2018, dengan penjualan wholesales tertinggi sebanyak 45 unit di bulan Maret.
Selain bulan itu, hingga bulan Juni 2018 penjualan Byson tak mampu menembus angka lebih dari 3 unit tiap bulannya.
Bahkan di bulan Juni kemarin, tidak tercatat adanya aktivitas distribusi dari Yamaha Byson FI dari pabrik ke dealer.
Yamaha akhirnya menyuntik mati Byson FI pada 2019.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR