“Sedang tangki bensin pindah ke kanan kiri sampai ke bawah jok,” beber Yuya Kanzaki, engineer dari Advanced Planning & Development Section, Powertrain Development Center, Yamaha Motor Co., Ltd. Hal ini membuat tangki dan bodi belakang jadi lebih lebar.
Di samping radiator untuk mesin 3 silindernya, di kanan dan kiri ada dua radiator kecil lagi yang ternyata untuk pendinginan dinamo motor listriknya.
Sedang posisi electric motor ada di belakang blok 3 silinder segarisnya, yang kemudian terhubung ke mesin lewat mekanisme di gear box.
Saat dipakai berkendara, bisa menggunakan full listrik dengan kecepatan bisa sampai 70 km/jam dan jarak tempuh 10 sampai 30 km.
Hal ini tentu cocok untuk di dalam kota, atau bisa digunakan ketika harus masuk ke area khusus kendaraan listrik.
Kemudian, ketika butuh performa layaknya motor konvensional atau ketika baterainya habis, bisa bergerak hanya dengan mesin bensin saja.
Dan puncaknya, ketika butuh tenaga lebih ganas, mesin bensin bisa bergerak dengan bantuan akselerasi dari electric motor.
Kombinasi keduanya dalam mode hybrid ini bisa memberikan efisiensi bahan bakar hingga 20% dibanding dengan mesin tanpa hybrid.
Selain itu, akselerasi pada kecepetan rendah juga meningkat hingga 10% meski bobot motor ini jadi lebih berat 30% dibanding motor tanpa perangkat hybrid.
Kalau mau ngecas baterai-nya ada di mana? “Posisinya colokannya ada di bodi bagian samping,” beber Yuya Kanzaki yang ternyata sejak 2013 fokus mengembangkan motor-motor gede Yamaha.
| Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR