Semakin panjang rantai karbonnya, semakin kuat gaya antar molekulnya, butuh suhu lebih tinggi untuk berubah jadi gas.
Tri menjelaskan, bensin memiliki nilai RVP 7 sampai 15 psi, sementara solar kurang dari 1 psi yakni sekitar 0,1 sampai 0,5 psi, sangat rendah, karena solar lebih berat dan tak mudah menguap.
"Kecepatan penguapan ini juga yang membuat bensin mudah terbakar, sementara solar tidak, karena syarat BBM bisa terbakar yakni ketika uap BBM bercampur udara lalu kena percikan api atau panas," terang Tri.
Itu sebabnya, pada mesin diesel dibutuhkan sistem bahan bakar yang mampu menginjeksikan solar menjadi kabut halus dan kompresi mesin tinggi untuk menghasilkan panas lebih tinggi.
"Saat solar sudah menjadi uap, suhunya panas karena kompresi, maka solar akan terbakar dengan sendirinya, sementara pada mesin bensin, kompresi cenderung lebih rendah dan pengkabutan tak harus dengan injektor bertekanan tinggi," beber Tri.
Seperti pada mobil lawas dengan sistem bahan bakar karburasi, bensin hanya disemprotkan karena gaya vakum dari udara masuk.
Itu sudah cukup untuk mengubah bensin menjadi uap dan mudah terbakar dengan percikan api.
Jadi, itu tadi alasan Bensin lebih mudah menguap ketimbang Solar.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR