Namun, belakangan ini volume sampah di Kolong Tol Sungai Bambu memang meningkat karena TPS di Waduk Cincin sedang dibangun.
"Ini sementara karena lagi dibangun TPS kita di Waduk Cincin jadi untuk sementara mereka dikumpulin di Kirana salah satunya," ujar Edy, (4/11/25).
Edy juga menargetkan, pembangunan TPS di Waduk Cicin akan segera selesai di tahun ini agar beban sampah di kolong tol bisa terbagi nantinya.
Lalu, Edy berjanji akan segera menindaklanjuti tumpukan sampah tersebut akan dibersihkan dalam dua hingga tiga hari ke depan.
Kemudian, Edy juga terus berusaha untuk membangun TPS-TPS baru yang memang ramah lingkungan dan tidak bisa dibangun secara sembarangan.
Edy juga menjelaskan, bahwa lokasi TPS di dekat perumahan warga itu ditentukan oleh pihak RW dan lurah setempat.
"Karena yang menentukan lokasi TPS itu adalah musyawarah pihak RW dengan lurah, kami siap untuk menjemput, jadi tugas LH mengambil sampah di TPS-TPS yang lokasinya sudah ditentukan oleh lurah, kami jemput dengan armada," ungkap dia.
Edy juga memastikan, jumlah armada truk pengangkut sampah yang dimiliki Dinas LH Jakarta Utara cukup.
Baca Juga: Mas Riko Syok, Buang Sampah Nemu Jasad Membusuk dan Honda Scoopy di Sungai Kering
"Sejauh ini, Insyaallah untuk armadanya tidak kekurangan kalau memang tidak ada tempat pembuangan sampah liar seperti itu," ungkap Edy.
Dalam waktu dekat, Edy juga akan mengerahkan semua truk dari setiap kecamatan untuk mengangkut sampah di Kolong Tol Jalan Sungai Bambu tersebut.
Dengan begitu diharapkan, tumpukan sampah di kolong tol bisa berkurang dan dibawa ke Bantar Gebang dalam waktu kurang lebih dua hingga tiga hari.
Sebagai tambahan, bertumpuknya sampah di kolong tol tentu saja akan mendatangkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar.
Apalagi TPS liar tersebut berdekatan dengan perumahan warga dan juga sekolah.
"Yang jelas pertama dampak dari TPS liar ini adalah bau nomor satu pasti menganggu anak sekolah, bahkan warga yang membuang sampah itu sendiri terganggu juga," ucap Pakar Lingkungan dari Universitas Indonesia, Mahawan Karuniasa dilansir dari Kompas.com
Mahawan bilang, kualitas udara di sekitar TPS juga akan terganggu karena bau busuk yang dikeluarkan oleh tumpukan sampah tersebut.
Tak hanya bau, dampak buruk lainnya adalah berpotensi menimbulkan penyakit untuk warga yang tinggal dekat dengan TPS liar tersebut.
"Jadi ada gangguan kualitas udara karena ada bau itu. Kemudian, paling penting adalah berpotensi menimbulkan banyak penyakit gatal-gatal dan seterusnya," tutur dia.
Jika hal tersebut terus terjadi dan tidak segera diatasi, Mahawan menilai, kualitas hidup warga di sekitar TPS pun akan menurun.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR