Di antara dua lampu sein atau di ujung bawah tameng depan dijejalkan juga klakson yang dicover oleh lubang-lubang mirip airduct yang menambah kesan sporti.
Soal kepraktisan ia juga lumayan oke sebagai motor bebek, dengan adanya pocket di balik bodi depan sebelah kiri.
Tak lupa Yamaha juga menjejalkan USB power outlet, fitur yang memang mulai jamak ditemukan di motor-motor modern.
Sayangnya, kesan jadul masih terlihat di area panel instrumennya yang masihmenganut full analog, tanpa adanya layar digital sama sekali.
Untungnya, mesin yang diusung sudah cukup modern dengan sistem injeksi sebagai pengabut bahan bakarnya.
Tepatnya motor ini menggendong mesin SOHC 114 cc berpendingin udara, dengan tenaga sebesar 8,85 HP pada 7.000 rpm, serta torsi 9,2 Nm di 5.500 rpm.
Secara bobot motor ini juga termasuk ringan karena dengan berat basah cuma 100 Kg.
Oh iya, Crypton Finn juga mengusung UBS alias Unified Brake System pada pengeremannya.
Jangan bingung, karena fitur ini secara prinsip kerja sebenarnya sama saja dengan CBS-nya Honda, cuma beda nama saja.
Tapi, perlu diketahui juga kalau Yamaha Crypton ini bukan beredar di Indonesia melainkan di negara Kolombia.
Yup, Crypton Finn ini menggantikan Crypton FI yang sebelumnya juga sudah beredar di sana.
Crypton FI sendiri punya bentuk yang sama persis dengan Yamaha Vega Force versi Indonesia.
Dengan begitu jelas juga kalau Crypton Finn berada di segmen bebek entry level, makanya tak heran kalau fitur yang diusungnya termasuk minim, meski di sisi lain ada juga upgrade-nya.
Bicara harga, di Kolombia sana motor ini dijual seharga 8.900 Peso Kolombia, atau setara dengan sekitar Rp 38 jutaan, cukup mahal juga kalau dibanding harga motor bebek di Tanah Air.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR