Gridoto.com - Adanya campuran etanol dalam bensin, akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat.
Banyak yang menganggap, ada efek negatif yang bisa muncul pada mesin kendaraan jika menggunakan bahan bakar yang dicampur etanol.
Meski baru menjadi perbincangan hangat sebulan kebelakang, ternyata etanol ini sudah digunakan pada kendaraan sejak tahun 1908.
Peneliti Teknik Pangan Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung (FTI-ITB) Prof. Ir. Ronny Purwadi, M.T., Ph.D kasih penjelasan.
"Sebenarnya penggunaan etanol itu bukanlah hal baru lagi. Kita perlu melihat lagi dan belajar banyak dari negara lain," ujar Prof Ronny dalam diskusi bertajuk Peranan Bioethanol dalam Industri dan Otomotif yang diadakan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Senin (20/10/2025), di Jakarta.
Baca Juga: Mobil Pakai Bensin dengan Etanol 10 Persen, Ternyata Begini Kata APM
Dalam presentasinya Ronny menjelaskan, penggunaan etanol sebagai bahan bakar bukanlah hal baru di dunia otomotif.
Malah, etanol justu hadir lebih dulu sebagai bahan bakar kendaraan sebelum bahan bakar minyak ditemukan.
"Mobil (produksi massal) pertama yang dibuat Henry Ford yakni T Model di tahun 1908 itu bahan bakarnya etanol. Tahun 1908 belum ada minyak bumi," tambah Ronny yang Pendidikan S3-nya mempelajari khusus bioetanol di Swedia.
Kala itu Henry Ford melihat etanol ini merupakan bahan bakar masa depan karena dibuat oleh rakyat yang bisa membantu ekonomi daerah.
"Namun sekitar tahun 1930-an mulai orang menemukan minyak bumi. Dan minyak bumi ini kemudian diproduksi secara besar-besaran dan harganya kemudian murah. Karena harganya murah lebih menarik dari etanol, sehingga etanol itu mati," ungkapnya.
Menurut Prof Ronny, saat ini etanol yang kembali dilirik oleh pemerintah dari berbagai negara di dunia karena berkaitan dengan isu lingkungan.
Orang mulai melihat kita harus mengurangi penggunaan minyak bumi karena sisa pembakarannya tidak ramah lingkungan.
Berbeda dengan bioetanol yang disebut Ronny memiliki kelebihan soal renewable dan net zero emission.
"Saat etanol ini dipakai di dalam mobil, mobilnya itu membakar etanol menghasilkan CO2. Tetapi CO2 ini kemudian bisa diserap lagi oleh tanaman melalui fotosintesis, jadi lagi tanaman," jelas Ronny.
"Kemudian tanaman itu diolah lagi menjadi etanol, dan demikian seterusnya. Sehingga boleh dikatakan tidak ada penambahan CO2 di udara. Jadi orang bilang ini net zero emission," tuturnya.
Nah, meski baru ramai di Indonesia belakangan ini, ternyata penggunaan etanol di kendaraan justru sudah ada sebelum bahan bakar minyak hadir!
| Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR