Dan motor itu adalah Stylo 160 milik Vulla Hendrata yang dinamai Neo Boerdtraacker.
"Saya sangat bersyukur, kerja keras dalam 4 bulan terakhir bisa terbayarkan, perlu ekstra tenaga, pikiran dan juga biaya untuk bisa menyelesaikan project Arjuno ini. Senang dan bangga semua emosi bercampur aduk," kata Vulla.
"Untuk persiapan ke Mooneyes yang pasti saya ingin memberikan karya terbaik supaya membanggakan nama Indonesia di kancah internasional. Langkah utama pastinya melakukan sharing dengan mentor-mentor saya, apa lagi yang perlu dibenahi supaya lebih maksimal," imbuhnya.
Tak main-main, karya Vulla ini dnilai langsung oleh juri bertaraf internasional, di antaranya Kaichiro Kurosu dari Cherry’s Company, Masayuki Sugihara dari Luck MC, dan Yuichi Yoshizawa dari Custom Works Zon.
Yano Sunny, perwakilan Mooneyes yang hadir di ajang Kustomfest pun mengungkapkan kesannya terhadap tiga karya dari peserta HDRP.
"Saya sangat terkejut melihat karya tiga peserta dengan basic motor Honda Stylo160, saya sangat mengapresiasi pilihan juri karena motor pemenang ini berani menampilkan hal yang sangat berbeda dan eksekusi dengan standar tinggi, selamat berkompetisi di acara kami di Jepang," katanya.
Andy Wijaya, General Manager Marketing Planning and Analysis PT Astra Honda Motor (AHM), menambahkan bahwa apresiasi ini menjadi semangat untuk industri modifikasi Tanah Air.
"HDRP merupakan bentuk dukungan atas tumbuhnya dunia modifikasi sepeda motor di Indonesia yang berkarakter. Kali ini apresiasi yang didapatkan dari ajang bergengsi modifikasi dunia, Mooneyes pada karya HDRP tentu menjadi semangat tersendiri untuk menginspirasi masyarakat melalui karya modifikasi Honda," ujar Andy.
HDRP sendiri menjadi wadah belajar bagi para peserta, yang mendapatkan kesempatan dibimbing langsung oleh mentor-mentor ternama, seperti Lulut Wahyudi (Retro Classic Cycles), Ajus Mulyawarman (AMS Garage), Kengo Kimura (Heiwa MC), dan Yayack Lekha (Queenlekha Choppers), selain pendampingan dari tim teknis AHM.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR