Tiba-tiba, seorang pria mendatanginya sambil membawa bambu.
"Iya, malam itu lagi bersihin ranjau tapi tiba-tiba ada yang datangi saya bawa bambu gitu sambil mengejar-ngejar," kata Usmanto saat dikonfirmasi, (29/9/25) mengutip Kompas.com.
Ia mengaku kaget dan memilih kabur karena khawatir menjadi korban kekerasan oleh diduga oknum tambal ban tersebut.
"Oknum tambal ban pas lagi ngejar, sayanya langsung lari. Oknumnya bawa pentungan, jadi sayanya kaget," ujarnya.
Dari pantauan, (29/92/25), tidak terlihat usaha tambal ban di sekitar Jalan DI Panjaitan hingga lampu merah Kalimalang pada siang hari.
Usaha tambal ban baru ditemukan di Jalan Laksamana Malahayati dan sekitar terowongan Panjaitan dekat Stasiun Kereta Cepat.
Baca Juga: Satu Jip Jadi Korban, Ranjau Paku Berceceran di Lautan Pasir Gunung Bromo
Menurut Usmanto, keberadaan tambal ban di lokasi itu memang biasanya hanya muncul pada malam hingga dini hari.
"Siang enggak ada, itu adanya di kiri jalan setelah magrib sampai dini hari, jadi kalau siang enggak ada," ucapnya.
Usmanto menambahkan, kegiatan membersihkan ranjau paku rutin ia lakukan di kawasan Panjaitan–Kalimalang karena kondisi jalanan yang minim lampu membuat pengendara rawan jadi korban.
"Rutin saya melakukan ini, karena di sini rawan ranjau paku karena gelap juga minim lampu, kan bahaya kalau kena motor terus harga nambel dibuat mahal," ungkapnya.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR