GridOto.com - Bocah usia 7 tahun harumkan nama Indonesia di Jepang.
Yaitu Kalino Hakham Hansen (7) yang menyabet gelar The Best Finalist Kategori 1 (di bawah 8 tahun) Toyota Dream Car Art Contest (TDCAC) ke-18 di Jepang.
Gelar ini menambah deretan penghargaan yang telah didapatkan oleh wakil dari Indonesia selama 3 tahun terakhir.
Yakni 2 Best Finalists pada TDCAC ke-16, 1 Grand Prize Winner pada TDCAC ke-17, dan 1 Best Finalist pada TDCAC ke-18.
Dengan tema The Compass Car, Human Emotion Recognizer, Kalino menciptakan mobil yang dapat mengenali emosi orang.
Mobil ini dapat mengenali berbagai jenis emosi seperti senang, sedih, gembira, marah, takut, malu, dan lain-lain.
Bentuknya seperti kompas dengan jarum yang dapat menunjukkan arah emosi yang tepat.
Baca Juga: Toyota Dream Car Art Contest Dimulai, Peserta Ada Seribu Lebih
Kalino ingin mendesain mobil yang bisa menghibur dan memberikan kata-kata positif kepada orang yang terkadang sulit dikenali mood-nya.
"Kami telah menyelenggarakan Toyota Dream Car Art Contest (TDCAC) di Indonesia sejak awal diadakan oleh Toyota global pada tahun 2004," kata President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Hiroyuki Ueda dari siaran resminya, (18/9/25).
"Toyota mengajak anak-anak Indonesia untuk menciptakan desain solusi mobilitas yang inklusif, memiliki nilai sosial dan empati yang tinggi, serta ramah lingkungan, supaya terbentuk kehidupan yang lebih baik untuk semua orang di masa depan," sambungnya.
Yup, Toyota memang mendorong anak-anak di seluruh dunia untuk menciptakan desain future mobility solution yang tidak terbayangkan saat ini, namun sangat relevan dan sesuai kebutuhan manusia.
Dengan hadirnya ide anyar yang fresh dan out-of-the-box, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi Toyota dalam menggali lebih banyak lagi ide solusi mobilitas yang sesuai perkembangan zaman.
Dari tahun ke tahun, respons peserta lomba sangat positif dan terus meningkat.
Seperti pada TDCAC ke-18 yang mencatat 7.500 karya dari lebih 30 provinsi.
Baca Juga: Bangga, Karya Anak Surabaya Ini Sukses Jadi Pemenang Utama TDCAC Global Ke-17
Jumlah ini meningkat dari TDCAC ke-17 dengan 7.000 artworks dari 29 provinsi, yang juga meningkat dibandingkan lomba ke-16 dengan 6.100 artworks dari 23 provinsi.
TDCAC ke-18 telah melahirkan banyak desain yang penuh fantasi, kreatif, inovatif, serta mengusung nilai sosial kemasyarakatan dan lingkungan yang tinggi.
PT TAM juga telah membawa karya para pemenang masing-masing kategori untuk dinilai oleh tim Toyota global di Jepang.
Kalino Hakham Hansen berhasil meraih penghargaan sebagai The Best Finalist Kategori 1.
Sebagai info, TAM juga mengumumkan dibukanya pendaftaran lomba TDCAC ke-19, untuk semua anak Indonesia yang berminat tanpa dipungut biaya.
Toyota Dream Car Art Contest (TDCAC) terbagi dalam 3 kategori: kategori 1 untuk peserta berusia di bawah 8 tahun, kategori 2 untuk peserta usia 8–11 tahun dan kategori 3 untuk peserta usia antara 12–15 tahun.
Calon peserta dapat mendaftar di www.toyota.astra.co.id/tdcac.
Baca Juga: Diikuti 7 Ribu Peserta, Toyota Umumkan Pemenang Lomba Dream Car Art Contest
Di dalamnya terdapat informasi lain mengenai program, timeline lomba, serta syarat dan ketentuan event.
Pendaftaran dapat dilakukan pula melalui dealer resmi Toyota, sekolah, dan sanggar di seluruh Indonesia yang bermitra dengan TDCAC ke-19.
Seluruh kegiatan dalam program ini tidak dipungut biaya apapun atau gratis.
Peserta dapat mengirimkan artwork sebanyak-banyaknya untuk memenangkan kompetisi tingkat nasional, dan bersaing di tingkat global dengan total hadiah ratusan juta rupiah.
Karya akan diseleksi oleh juri-juri profesional dalam 4 tahap, yakni seleksi kualitas ide, tahap 100 besar, tahap 10 besar, dan pemilihan 3 pemenang di setiap kategori yang akan berlaga mewakili Indonesia di Jepang.
"Melalui Toyota Dream Car Art Contest, Toyota memberikan kepercayaan kepada anak Indonesia untuk mulai membangun masa depan yang lebih baik lewat desain solusi mobilitas yang sesuai imajinasi dan harapan mereka," terang Vice President Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Henry Tanoto.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR