"Setelah ditelusuri warga Tangerang, yang merasa keberatan kalau truk itu ke sana gitu," bebernya.
Menurutnya, alasan warga tersebut melakukan protes diduga lantaran wilayahnya terdampak kemacetan.
Terlebih, kata dia, Jalan Parungpanjang dan Jembatan Leuwiranji sedang dilakukan perbaikan sehingga jalan tersebut menjadi satu-satunya akses menuju Tangerang.
"Nah mungkin mereka komplain karena terlalu banyak, jadi akhirnya jalanan juga macet, tapi Parungpanjang tidak ada macet," katanya.
Di samping itu, Ia membantah jika melakukan pembiaran terhadap truk pengangkut hasil tambang yang melintas di luar jam operasional.
Baca Juga: Dishub Kota Bekasi Akui Anggotanya Pungli ke Sopir Angkot, Bukan Rp 1,5 Juta Tapi Cuma Segini
Pada saat kejadian, Bayu Ramawanto mengatakan anggotanya sedang beristirahat karena telah bertugas sejak dini hari.
"Gak ada pembiaran, orang kita setiap hari yang bertugas dari jam 3 pagi, jam 5 subuh sampai jam 9 itu truk truk kosongan dari arah Tangerang itu sebenernya tidak boleh masuk, tapi itu juga masih banyak yang kita putar balik," katanya.
Terkait insiden pelabrakan tersebut, Bayu mengatakan pihaknya tak terima dan akan menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan persoalan ini.
Ia menyebut akan melaporkan kejadian tersebut kepada aparat penegak hukum dalam hal ini Polres Bogor.
"Yang jelas lapor polisi lah, melaporkan ke pihak kepolisian untuk bisa menindaklanjuti itu," tuturnya.
Kendati demikian, Bayu Ramawanto mengungkapkan tidak ada anggotanya yang menjadi korban dalam kejadian tersebut.
"Anggota luka enggak ada," katanya.
Baca Juga: Heboh Oknum Dishub Tarik Rp 1,5 Juta ke Sopir Perkara KIR Mati, Ini Aturannya
Sementara penyelesaian terkait pelanggaran jam operasional truk tambang, Bayu mengaku telah berkomunikasi dengan Kadishub Tangerang untuk membahas kejadian itu terlebih warga yang melakukan protes berasal dari wilayah tersebut.
"Barusan telpon sama Kadishub Tangerang kita mau duduk bareng, kalau saya bilang ya silakan supaya juga masyarakat tidak terganggu," terangnya, (16/9/25).
Bayu mengatakan, untuk menyelesaikan persoalan lalu lintas angkutan tambang ini diperlukan kolaborasi.
Pasalnya, kata dia, tidak sedikit truk tambang yang diputar balik oleh petugas ketika hendak memasuki wilayah Kabupaten Bogor dari wilayah Tangerang.
Dengan begitu, menurutnya langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor menjadi efektif untuk menghalau truk tambang melintas di siang hari.
"Nah seharusnya juga Tangerang supaya tidak terjadi kemacetan mereka juga menyiapkan kantong parkir untuk truk yang kosongan," katanya.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR