Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Terkuak, Rencana Pertamina Lubricants Bikin Botol Plastik Berkomposisi Baru, Terkait Sustainability

Iday - Sabtu, 13 September 2025 | 12:30 WIB
Foto ilustrasi pelumas Pertamina
Iday / GridOto
Foto ilustrasi pelumas Pertamina

Gridoto.com - Beda dari pembelian paket besar yang memakai drum, pembelian retail pelumas motor atau mobil umumnya pakai kemasan botol plastik

Penjualan oli beserta botolnya ini merupakan satu paket, menghasilkan sampah botol plastik bekas dalam jumlah besar. 

Hal ini mendorong PT Pertamina Lubricants memikirkan cara membuat botol plastik baru yang lebih ramah lingkungan. 

Hal ini diungkapkan Mufti Faisal Hakim, Investor Relations & Sustainability PT Pertamina Lubricants. 

"Botol ini kan namanya botol IPOS, bahannya plastik. Botol ini sebenarnya secara komposisi sudah menggunakan three layer. Outer, inner dan tengah," bukanya kepada Gridoto di Jakarta (10/9).

"Yang tengah kalo kita ukur secara komposisi, sudah pakai PCR (post-consumer recycle, red). Artinya plastik daur ulang. Tapi kalau secara total volume, itu baru 10 persen dari sebuah botol," lanjutnya. 

"Kita punya cita-cita, kalau bisa circular economy yang baik. Bagaimana caranya botol oli di-recycle jadi botol oli lagi," ujarnya. 

Mufti Faisal Hakim Investor Relations & Sustainability PT Pertamina Lubricants
Mufti Faisal Hakim Investor Relations & Sustainability PT Pertamina Lubricants

Meski demikian, botol plastik bekas ini harus dihancurkan, bukan hanya di-refill karena hanya akan menyuburkan pemalsuan oli. 

Menurut Mufti, pihaknya ingin semua industri mengarah ke sana, yakni pembuatan botol yang bisa di-recycle dan lebih eco-friendly mengingat saat ini secara industri belum banyak yang melakukannya. 

Masalahnya, saat ini oli itu masih berada di area abu-abu, apakah termasuk limbah B3 (mengandung bahan berbahaya dan beracun).

"Kami sudah berdiskusi dengan Kemenperin. Dibilang food grade, yang jelas enggak food grade. Tapi dibilang berbahaya juga enggak. Dibanding cat, ini tidak seberbahaya cat. Tapi izin recycle apakah perlu spesifikasi B3, kita enggak perlu ke sana," ulasnya. 

Mufti mengungkapkan, pihaknya ingin menjadi yang pertama utnuk membuat packaging botol oli yang eco label. 

Lalu apakah pabrik sudah siap memproduksinya?

"Kita ada suplier botol. Kita ingin spesifikasi yang mereka punya menyesuaikan spesifikasi dari kita. Artinya kita sudah cukup friendly sekarang sekitar 10 persennya sudah plastik recycle tapi kita ingin jauh lebih baik," papar Mufti.

Dengan demikian, masyarakat tahu kalau Pertamina Lubricants punya add value. Saat membeli oli Pertamina, olinya bagus, trusted dan sehabis dipakai botolnya bisa di-recycle. 

"Saya pikir cita-cita itu bagus bukan hanya di company tapi di industri pelumas," ungkap Mufti. 

Pertamina Lubricants sudah berbicara dengan suplier, accessor dan certificator. Mereka sudah punya SNI terkait kemasan plastik non food grade. 

"Cuma apakah di Indonesia ada industri pelumas yang pakai, belum ada. Hopefully kita bisa jadi yang pertama," ucapnya. 

Secara teknis, memproduksi botol kemasan yang 100 persen bisa di-recycle bisa diwujudkan. Namun saat ini secara perizinan masih perlu dicek lebih dulu. Jangan sampai teknologi dan mesin bisa mewujudkan, tapi izinnya belum jelas.

Sebab, botol kemasan bekas oli beda dari olinya sendiri. Oli bekas sudah ada industrinya, ada pihak yang mengumpulkan. Tetapi botol bekasnya belum. Perlu diperhatikan, sejauh mana botol-botol plastik itu diolah atau di-recyle. 

Lalu mengapa Pertamina Lubricants mau repot-repot memikirkan recycle botol oli bekas?

"Sekarang ini kita ingin berkontribusi terhadap lingkungan dengan cara coba memastikan teknologi dan perizinan bisa mewujudkannya. Kalau sudah clear, kita bikin pilot project," tutur pria yang berkuliah S2 di Belanda ini.

Bengkel-bengkel rekanan mengumpulkan botol bekas dan ada pihak ketiga yang mengolah material plastik jadi botol oli lagi. 

Sebab kalau pakai kemasan recycle yang asal-usulnya dari aneka plastik, akan selalu membutuhkan plastik baru lagi.

Logikanya, kalau setahun memproduksi 500 kiloliter dan semuanya anggap saja pakai kemasan plastik, ketika pasar tahun berikutnya naik 10 persen, maka perlu kemasan plastik baru sebesar 10 persen.

Dengan terwujudnya botol plastik oli recycle, hal ini mendorong pada kondisi yang ramah lingkungan dibandingkan tidak sama sekali.

"Arahnya ke sustainability. Kenapa? Karena kita punya tanggung jawab terhadap lingkungan. Setiap tahun kita sudah terbit sustainability report. Karena kita bertanggung jawab terhadap stakeholder"

"Kalau emisi kan biasanya dari production unit. Penggunaan air kita ukur, penggunaan limbah, konsumsi listrik, energi keluar. Termasuk perjalanan dinas kita ukur, emisi karbon kita ukur berapa sering kita pergi pakai pesawat"

"Salah satu pengukuran yang kita lihat feasible buat kita, kuantifikasi tapi saat ini belum secanggih itu pengukurannya, ya kemasan ini," paparnya.

Sementara itu di market, langkah ini sifatnya encourage. Seperti memberi insentif ke bengkel dan ketika mereka melakukan pembelian oli kembali, bisa mendapat diskon. Plastik bekasnya bisa dikirim ke suplier. 

"Jadi circular economy. Plastik yang dipakai itu-itu saja sebenarnya. Kita harus bisa jamin tak ada plastik baru yang bertambah"

"Bukan berarti kita mau menggaet semua, semua kita urusin, bukan. Tapi bisa enggak ya kita berkontribusi lebih untuk lingkungan. Jualan mereka sudah baik, kita coba ide untuk waste management kayak apa. Saya pikir ini bukan cuma mulia tapi bisa jadi breaktrough. Karena ini langkah yang masih sedikit dipandang," pungkasnya. 

Ya, semoga segera terealisasi. 

Editor : Iday

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa