Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

KAMSELINDO Soal Stop Strobo, Jangan Dibangun dari Sentimen Negatif

Wisnu Andebar - Senin, 8 September 2025 | 13:30 WIB
Muncul seruan stop stobo di media sosial
Otomotif.kompas.com
Muncul seruan stop stobo di media sosial

GridOto.com - Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (KAMSELINDO) menilai seruan aksi Stop Sirine dan Strobo yang ramai di media sosial sebaiknya dilihat dari sudut pandang keselamatan, bukan sekadar sentimen.

Wakil Ketua Umum Diklat KAMSELINDO, Erreza Hardian, mengatakan penggunaan strobo dan sirine oleh pejabat justru dimaksudkan untuk memberi tanda kepada pengguna jalan lain.

Hal itu berkaitan dengan risiko eskalasi pergerakan rombongan pejabat yang berbeda dari kendaraan biasa.

“Pergerakan kendaraan ini akan di luar yang biasa, menggunakan bahu jalan, bermanuver kencang, ekstrem manuver, stop and go, serta berkelompok. Ini tentu bahaya ketika tidak diberikan tanda,” ujarnya kepada GridOto.com, Minggu (7/9/2025).

Menurutnya, penggunaan strobo dan sirine merupakan bagian dari profesionalisme serta protokol tetap yang dijalankan oleh pengemudi dan petugas pengawalan.

“Mereka itu sudah terlatih dengan kemampuan khusus. Kalau mereka tanpa kelengkapan itu malah menyalahi apa yang menjadi kompetensi mereka. Toh ini ada izinnya dan ada kewenangan diberikan berdasarkan tugas pokok,” tegas Erreza.

Ia menyayangkan maraknya kampanye penolakan penggunaan strobo dan sirine, termasuk ajakan memasang stiker di kendaraan.

Stiker ajakan moral stop Strobo dan Sirine
Istimewa
Stiker ajakan moral stop Strobo dan Sirine

Menurutnya, hal tersebut kerap dibangun dengan sentimen ketidaksukaan, bukan literasi keselamatan.

“Masalahnya adalah wacana yang dibangun untuk tidak memberi jalan atau melawan. Saya sayangkan justru banyak influencer ikut-ikutan tanpa literasi dan kesadaran keselamatan di jalan. Ini malah bisa jadi bahaya,” jelasnya.

Baca Juga: Ramai Seruan Stop Strobo, Pakar Safety Sebut Bentuk Protes Masyarakat

Erreza menekankan, aturan mengenai siapa yang berhak menggunakan strobo dan sirine sebenarnya sudah jelas.

Karena itu, yang dibutuhkan adalah sikap adaptif dan etika para pengguna jalan lainnya.

“Kalau mau fair, aturannya ada dan lengkap. Pertanyaannya, siap tidak kita ketika tahu itu benar, tapi tetap kita tidak suka sebagai pengguna jalan biasa?” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa jalan raya dihuni oleh berbagai jenis kendaraan dan pengguna dengan risiko yang berbeda-beda.

Karena itu, perlu ada sikap saling memahami, termasuk ketika ada tanda permintaan prioritas.

“Tidak mungkin kita semua sama di jalan. Privilege itu ada. Marah arogan itu gampang, tapi memberikan orang yang berisiko sebagai prioritas seperti strobo atau sirine, itu baru luar biasa,” pungkasnya.

Editor : Panji Nugraha

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa