GridOto.com - Sejak 2004, Wawiyanto atau akrab disapa Pak Wawi sudah setia memegang setir bus antar kota antar provinsi (AKAP) PO Sumber Alam.
Selama puluhan tahun, tangannya terbiasa dengan persneling dan suara mesin diesel yang menggerung di jalur lintas Jawa.
Namun tahun ini, ia mendapat pengalaman baru, yakni mengemudikan bus listrik jarak jauh pertama di Indonesia.
“Awal-awal pindah dari solar ke listrik, rasanya beda banget. Lebih nyaman karena enggak pakai persneling, kan matik. Terus enggak usah mikirin beli solar,” ujar Wawi saat ditemui, Jumat (15/8/2025).
Bus listrik hasil kolaborasi Kalista dan PO Sumber Alam ini melayani rute Bekasi-Yogyakarta dengan jarak tempuh rata-rata 541 km.
Meski harus berhenti dua kali untuk charging, waktu tempuhnya tetap di kisaran 11–12 jam, setara bus konvensional karena pengisian daya disamakan dengan jam istirahat sopir dan penumpang.
Pak Wawi mengaku tidak kesulitan beradaptasi, meski ada beberapa perbedaan teknis antara bus listrik dan solar.
“Ngeremnya nyaman. Kalau biasanya di mesin diesel kan ada engine brake, ini tinggal injak rem saja sudah halus. Kadang awal-awal pengin ngoper gigi, padahal ya tinggal ngegas aja, malah enak,” ceritanya.
"Akselerasinya juga lebih enak buat menyalip kendaraan lain di jalur antar kota," tambahnya.
Baca Juga: Dua Kali Charging, Begini Sensasi Naik Bus Listrik Bekasi-Yogyakarta
Soal capek di jalan, ia justru merasa lebih ringan karena bawa bus listrik lebih simpel tidak perlu oper-oper gigi.
Perbedaan lain yang ia rasakan ada pada kenyamanan kabin.
“Penumpang bilang AC-nya lebih dingin, suspensinya juga lebih empuk, enggak ada suara geluduk-geleduk. Jadi lebih senyap, enggak berisik kayak biasanya,” kata pria yang kerap disapa penumpang karena ramah ini.
Soal waktu charging, menurutnya tidak menjadi kendala berarti karena dibarengi dengan waktu istirahat penumpang.
“Jadi pas penumpang makan, bus dicas, kurang lebih satu jam, kan kita sambil istirahat dan makan juga, jadi masih oke. Total perjalanan kurang lebih sama dengan bus solar," jelasnya.
Pak Wawi termasuk salah satu dari empat sopir terpilih yang mendapat kesempatan mengemudikan armada listrik ini sejak Mei lalu.
“Manajemen nunjuk langsung. Katanya yang sabar, yang bisa bawa. Jadi ya dipercaya,” ujarnya bangga.
Meski awalnya sempat kaget karena terbiasa dengan transmisi manual, kini ia merasa bus listrik lebih memudahkan pekerjaannya.
“Harapannya sih lanjut terus ya. Nyaman, enggak capek. Kalau saya pribadi pengennya bawa bus listrik terus,” tutupnya.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR