GridOto.com - Gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 menjadi saksi adanya perang harga antar merek mobil di tengah persaingan ketat industri otomotif.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun angkat suara soal fenomena ini melalui dialog betemakan 'Perang Harga vs Pembangunan Industri Siapa Untung Siapa Tertinggal?'.
"Kompetisi harga, memang menarik kondisi industri kendaraan bermotor kita. Kontribusinya menurun, itu harus kita naikan kembali. Kita memang prihatin kondisi industri otomotif kita tidak baik-baik saja walaupun stagnasinya sudah cukup lama," kata Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo di Tangerang Selatan, Kamis (31/7/2025).
Ia menyebut walaupun industri otomotif masih terbilang lemah, namun di kawasan ASEAN untuk penjualan kendaraan di Indonesia masih nomor satu.
"Kita masih nomor satu dalam hal penjualan walaupun share-nya makin turun biasanya di atas 30 persen, belakang sekitar 25 persen," tuturnya.
"Rangking kedua Malaysia, yang naik kelas, biasanya diduduki oleh Thailand. Thailand drop-nya cukup banyak walaupun di posisi ketiga, penjualan hanya di kisaran 500 ribu. Kondisi ini diperkirakan, menyoroti Indonesia dan Thailand karena penurunannya. Harusnya Indo bisa belajar yang terjadi di Thailand," sambungnya.
Tak hanya itu, dari beberapa kajian yang dilakukan, belakangan adanya penurunan daya beli kelas menengah.
"Masalahnya kelas menengah jumlahnya banyak 10-11 juta, potensi pembeli kendaraan bermotor roda empat. Waktu LCGC diperkenalkan kita mampu angkat saudara kita yang biasa roda dua jadi roda empat, itu pangsa pasarnya sampai 20 persen. Sekarang kita mengalami tahapan berikutnya lagi, kita harus berubah," ucapnya.
Lebih jauh, Kukuh mengingatkan bahwa diskusi soal harga dan teknologi tidak boleh melupakan aspek fundamental, yaitu ketahanan industri nasional.
Baca Juga: Pabrikan Mobil Baru Makin Sengit Perang Harga, Pasar Mobil Bekas Hancur
Ia menekankan pentingnya menjaga swasembada mobil dalam negeri, mengingat sektor otomotif menjadi penyedia lapangan kerja besar bagi masyarakat.
Namun, ia menegaskan bahwa persaingan industri yang sehat tetap memerlukan riset dan pengembangan (R&D) secara konsisten.
"Kembali ke masalah kendaraan tadi, mereka muncul dengan teknologi baru. Kita ingin jadi salah satu pusat, tapi kendalanya RND kita juga belum, selalu hanya dibicarakan. Kalau belajar dari Tiongkok di sana RND-nya cukup kuat jadi muncul inovasi baru," ucapnya.
Belakangan mobil-mobil impor China merilis harga mobil listrik dengan banderol murah di pasar Indonesia.
Adapun saat ini pemerintah masih memberikan toleransi bagi brand luar negeri untuk mengimpor kendaraan secara utuh (CBU) hingga akhir tahun ini, namun tetap mendapatkan insentif sehingga harganya bisa ditekan.
Namun, Gaikindo mengingatkan agar pemerintah dan pelaku industri tetap menjaga keseimbangan agar industri dalam negeri tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pemain aktif dalam rantai produksi global.
Turut hadir dalam dialog ini perwakilan dari APM Toyota dan Suzuki.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR