Ia bercerita, pada kompetisi tahun ini para SA mendapatkan test melakukan interview kepada penguji yang berperan sebagai customer.
Baca Juga: Ini Daftar Mekanik, Service Advisor, dan Bengkel AHASS Terbaik di Indonesia
"Jadi apapun yang juri-nya tanya, kita harus bisa menjawab. Problem utamanya karena kita tahu itu juri yang bertanya, jadi saat dia bertanya kita langsung tegang," paparnya, Jumat (25/7/2025).
Oleh sebab itu Rico mengaku lebih mudah menangani konsumen nyata di lapangan ketimbang dewan juri.
"Karena konsumen itu real keluhannya itu aja, enggak dibuat-buat. Kalau juri, awalnya dia nanya satu dulu, lalu setelah masalah itu sudah dikasih jawaban, nanya lagi yang satunya, dan itu harus kami selesaikan pertanyaannya dengan waktu selama 5 menit," paparnya.
Beda dari Rico, Ramadhani mengaku tes pada kategori teknisi kurang lebih sama seperti masalah yang sering ditemui sehari-hari pada motor konsumen.
Artinya, permasalahan pada motor yang dijadikan materi uji merupakan kasus yang sering ditemui saat dirinya sedang bekerja.
"Kalau di sini, keluhannya dibuat-buat. Tapi, itu realisasi berdasarkan hasil dari lapangan. Jadi sesuai," paparnya.
Ia pun menceritakan, hal paling sulit saat menjalankan kompetisi ini adalah tes troubleshooting.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR