Toyota Fortuner sendiri merupakan salah satu SUV ladder frame yang cukup diminati di pasar Indonesia.
Model ini bersaing langsung dengan Mitsubishi Pajero Sport dan Nissan Terra, dan belum lama mendapatkan penyegaran ringan atau facelift pada September 2024 lalu.
Ubahan yang diberikan memang tidak terlalu besar, namun tetap memberikan penyegaran visual pada beberapa varian.
Untuk tipe 4x2 seperti 2.8 VRZ dan 2.7 SRZ, tampilan depan dan belakang mendapat revisi pada desain bumper serta pelek model baru yang lebih modern.
Sementara di dalam kabin, sistem infotainment kini hadir dengan head unit ber-interface baru yang mendukung in-car Wi-Fi, concierge service, remote immobilizer, hingga message center.
Head unit tersebut kini juga dibekali SIM card bawaan untuk akses internet langsung dari mobil, memberikan kemudahan lebih bagi pengemudi dan penumpang.
Sistem hiburan untuk penumpang belakang pun ikut ditingkatkan dengan layar Rear Seat Entertainment (RSE) yang kini berukuran 11,6 inci.
Aspek keselamatan turut ditingkatkan dengan kehadiran Toyota Safety Sense (TSS) di beberapa varian.
Mencakup fitur-fitur seperti Pre-Collision System (PCS), Lane Departure Alert (LDA), Dynamic Radar Cruise Control (DRCC), Rear Cross Traffic Alert (RCTA), dan Blind Spot Monitor (BSM).
Semua fitur ini bisa dioperasikan langsung dari tombol yang terintegrasi di kemudi.
Bagi yang menginginkan versi terlengkap dan paling sporty, varian 2.8 GR-S 4x4 bisa jadi pilihan.
Versi ini dibekali tampilan lebih agresif dengan bumper GR, lampu double projector, emblem GR-S, pelek eksklusif, kaliper rem merah, hingga suspensi monotube yang diklaim memberikan kenyamanan dan kestabilan lebih baik di berbagai kondisi jalan.
Toyota Fortuner menawarkan tiga pilihan mesin.
Mesin bensin 2TR-FE 2.694 cc bertenaga 163 dk dan torsi 245 Nm, serta dua opsi diesel yakni 2GD-FTV 2.393 cc dengan tenaga 149,6 dk dan torsi 400 Nm.
Lalu ada mesin diesel 1GD-FTV 2.755 cc di varian tertinggi yang menghasilkan 203,9 dk dan torsi 500 Nm.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR