GridOto.com - Imbas kasus pengeroyokan yang dialami perwira TNI Angkatan Laut (AL), Letda Laut (PM) Abu Yamin, Terminal Arjosari Malang dirombak total.
Diketahui sebelumnya Letda Abu Yamin alami luka parah usai dikeroyok sekitar 15 orang terdiri dari juru panggil penumpang (jupang alias calo) dan preman terminal.
Karena kejadian tersebut, Terminal Arjosari Malang mengusir alias menendang sedikitnya 25 jupang dan mandor liar yang ilegal.
Puluhan jupang dan mandor itu diusir keluar dari terminal sebab beroperasi tanpa surat tugas resmi dari perusahaan otobus (PO).
Penertiban ini bertujuan menciptakan ketertiban dan kenyamanan di lingkungan terminal.
Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati, menjelaskan, berdasarkan pendataan ulang, hanya 29 orang yang terdaftar secara resmi dan memiliki surat tugas yang sah.
"Setelah kami data ulang dan verifikasi, hanya 29 orang dengan rincian mandor 13 orang dan jupang 16 orang yang telah dilengkapi surat tugas resmi dari Perusahan Otobus (PO)" terang Mega mengutip SuryaMalang (13/7/2025).
"Sedangkan sisanya atau sebanyak 25 orang, tidak ada surat tugasnya dan kami suruh keluar dari area terminal," tegasnya.
Baca Juga: Viral Perwira TNI Digebukin di Terminal Arjosari, Berawal Cekcok Calo dan Kondektur Bus
Angka ini menunjukkan penurunan drastis dari data bulan Mei 2024 yang mencatat sebanyak 54 orang beroperasi sebagai jupang dan mandor di terminal tersebut.
Pembeda utama antara jupang dan mandor resmi dengan yang liar adalah kepemilikan kartu tanda anggota (KTA) dari perusahaan masing-masing.
"Iya, KTA nya dikalungkan serta wajib dipakai. Anggota kami juga sering mengecek di lapangan, selain menjaga ketertiban juga antisipasi agar jupang liar tidak masuk ke dalam terminal," paparnya.
Mega menegaskan tidak akan ada toleransi bagi para jupang liar yang nekat beroperasi di dalam area terminal.
"Jika masih membandel, kami akan berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk menghalau mereka keluar dari Arjosari," tegasnya.
Sejak penertiban dimulai pada 22 Juni, beberapa jupang liar yang sempat bertahan akhirnya tidak berani lagi beroperasi di dalam terminal.
Terutama setelah insiden pemukulan terhadap Letda Laut (PM) Abu Yamin.
"Kejadian tersebut membuat kami semakin mengencangkan sweeping terhadap jupang liar" jelas Mega.
Baca Juga: Semua Terminal Bus akan Disulap Jadi Modern, Mal hingga Hotel bakal Tersedia
"Saat ini, tidak ada lagi jupang liar di dalam terminal" imbuhnya.
"Kalaupun ada yang nekat, para mandor dan jupang resmi yang akan menyuruh mereka keluar," ujar Mega.
Meski demikian, masih ada beberapa jupang liar yang mencoba peruntungan di area luar terminal, seperti di dekat pintu keluar atau minimarket.
Mega menegaskan, pihak terminal akan terus memantau dan menindak praktik-praktik tidak resmi tersebut.
Terkait sistem pengupahan, Mega menjelaskan bahwa hal itu menjadi tanggung jawab masing-masing PO bus.
"Setahu saya, kru bus tetap melapor ke perusahaan," tutupnya.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR