Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Banting Harga Mobil Listrik, Ini Dampak Tersembunyi Ke Depan

Hendra - Kamis, 3 Juli 2025 | 17:30 WIB
Ilustrasi. Fenomena banting harga bisa gerus kepercayaan konsumen
Iday / GridOto
Ilustrasi. Fenomena banting harga bisa gerus kepercayaan konsumen

GridOto.com- Fenomena pabrikan mobil listrik banting harga punya 2 sisi bertolak belakang. 

Pertama, kendaraan listrik menjadi pilihan karena harga lebih murah dengan fitur yang berlimpah.

Biaya operasional yang rendah.

Mendapat insentif pajak serta bebas ganjil genap.

Tak mengherankan penjualan mobil EV.

Berdasarkan data GAIKINDO Penjualan mobil listrik periode Januari hingga Mei 2025 mencapai 53 ribu lebih.

Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan naik lebih 500 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni 9.729 unit. 

Yuswohady, pengamat marketing menyebutkan perang harga ini memicu euforia baru di pasar otomotif Indonesia.

Baca Juga: Pabrikan Mobil Baru Makin Sengit Perang Harga, Pasar Mobil Bekas Hancur

"Terutama untuk pasar kelas menengah," katanya. 

Di sisi lain, dengan kenaikan penjualan yang signifikan ini, ada bahaya laten atau tersembunyi. 

Menurut Yuswohady apakah dengan ledakan penjualan ini infrastruktur dan ekosistem EV siap menghadapinya.

"Sebab, dalam jangka panjang dampaknya pada kepercayaan konsumen," ulasnya. 

Ia mengibaratkan pasar yang tumbuh terlalu cepat tanpa persiapan infrastruktur yang memadai ibarat jalan tol yang baru diaspal tapi tidak ada rambu, penerangan dan rest area. 

"Di permukaan terlihat mulus namun rawan mencelakakan penggunanya," jelasnya. 

Ia mencontohkan salah satu kekuatan mobil konvensional Jepang adalah 3 S alias Sales, Spare Part dan Service. 

"Banyak kendaraan EV China dijual (sales) oleh dealer dan importir yang tidak memiliki jaringan nasional dan dukungan teknis memadai," ulasnya. 

Dari sisi service, bengkel dan teknisi EV terbatas dan tak merata, hanya di kota-kota besar saja. 

"Untuk komponen, rantai pasok spare-part bergantung pada impor. Jika terjadi kerusakan butuh waktu lama dan konsumen terjebak dalam ketidakpastian," jelasnya. 

Berikutnya soal SPKLU, meski jumlahnya meningkat, namun penyebarannya masih di kota besar dan sejumlah ruas tol Jawa.

"Beberapa lokasi charging yang rusak, tidak semua mobil cocok dengan model colokan yang tersedia," bilangnya. 

Karenanya, ia mengingatkan EV yang menjadi simbol inovasi bisa berubah menjadi sumber petaka atau stress.

"Jika ketidaksiapan ini dibiarkan akan memunculkan krisis kepercayaan konsumen," sebutnya.

Hingga pada akhirnya pasar goyah dan konsumen kecewa. 

Editor : Hendra

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa