GridOto.com - Situasi geopolitik global yang belakangan memanas turut menjadi perhatian PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Marketing Director dan Corporate Communication Director ADM, Sri Agung Handayani menyampaikan, bahwa jika ketegangan ini terus berlanjut dan memengaruhi perekonomian nasional, maka daya beli masyarakat berpotensi terdampak.
“Kondisi geopolitik saat ini, jika terus berlanjut, tentu menjadi tantangan bagi industri otomotif di Indonesia. Jika berdampak pada perekonomian nasional, maka secara langsung dapat melemahkan daya beli masyarakat. Kami berharap situasi ini dapat segera membaik,” ujar Sri Agung kepada GridOto.com, Selasa (1/7/2025).
Meski demikian, Daihatsu menegaskan akan terus memantau perkembangan situasi sambil memastikan operasional produksi tetap berjalan optimal.
ADM sendiri mengandalkan tingkat kandungan lokal yang cukup tinggi, mencapai lebih dari 80 persen.
Produksi tersebut melibatkan sekitar 1.700 pemasok lokal, di mana 700 di antaranya merupakan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Selain menjaga rantai pasok, Daihatsu juga fokus mempermudah kepemilikan kendaraan melalui berbagai program penjualan dan layanan purnajual yang menyesuaikan kebutuhan konsumen, khususnya pembeli pertama di berbagai daerah di Indonesia.
Sebelumnya, PT Toyota Astra Motor (TAM) juga angkat suara terkait kondisi geopolitik yang tengah berlangsung.
Baca Juga: 18 Tahun Eksis, Daihatsu Gran Max Catat Penjualan Nyaris 1 Juta Unit
Head of Public Relation TAM, Philardi Ogi, menuturkan bahwa meski belum berdampak langsung, ketidakpastian global ini bisa memengaruhi sikap konsumen.
“Secara langsung mungkin tidak, tetapi secara tidak langsung kondisi ini menambah uncertainty (ketidakpastian) yang sangat mungkin menginisiasi langkah wait and see di masyarakat,” jelas Ogi.
Untuk mendukung stabilitas pasokan, Toyota juga mengandalkan produksi lokal.
Lebih dari 90 persen kendaraan Toyota yang dijual di pasar domestik diproduksi di Indonesia dengan sebagian besar komponen berasal dari rantai pasok dalam negeri.
Dengan cara ini, potensi gangguan pasokan akibat konflik di luar negeri dapat ditekan.
Meski begitu, Toyota tetap menjalin koordinasi erat dengan prinsipal, terutama untuk model Completely Built Up (CBU) yang masih diimpor, agar keseimbangan antara permintaan dan pasokan tetap terjaga sesuai kondisi pasar.
"Kami terus berkoordinasi ketat dengan principal terutama untuk model-model CBU yang berpotensi terdampak kedepannya. Agar bisa menyesuaikan demand-supply dengan kondisi terkini," tutup Ogi.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR