Head of Public Relation TAM, Philardi Ogi, menuturkan bahwa meski belum berdampak langsung, ketidakpastian global ini bisa memengaruhi sikap konsumen.
“Secara langsung mungkin tidak, tetapi secara tidak langsung kondisi ini menambah uncertainty (ketidakpastian) yang sangat mungkin menginisiasi langkah wait and see di masyarakat,” jelas Ogi.
Untuk mendukung stabilitas pasokan, Toyota juga mengandalkan produksi lokal.
Lebih dari 90 persen kendaraan Toyota yang dijual di pasar domestik diproduksi di Indonesia dengan sebagian besar komponen berasal dari rantai pasok dalam negeri.
Dengan cara ini, potensi gangguan pasokan akibat konflik di luar negeri dapat ditekan.
Meski begitu, Toyota tetap menjalin koordinasi erat dengan prinsipal, terutama untuk model Completely Built Up (CBU) yang masih diimpor, agar keseimbangan antara permintaan dan pasokan tetap terjaga sesuai kondisi pasar.
"Kami terus berkoordinasi ketat dengan principal terutama untuk model-model CBU yang berpotensi terdampak kedepannya. Agar bisa menyesuaikan demand-supply dengan kondisi terkini," tutup Ogi.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR