“Si pelaku ini pintar. Jadi dia jadi orang tengah. Calon pembeli chat ke dia, terus dia teruskan ke saya. Saya bales, dia teruskan lagi ke si pembeli. Jadi saya pikir saya sedang ngobrol langsung dengan pembeli, padahal enggak,” jelasnya menukil Kompas.com.
Situasi menjadi janggal ketika calon pembeli tersebut tiba-tiba datang ke rumah Rama tanpa ada kesepakatan harga sebelumnya.
“Orangnya sampai datang ke rumah. Tapi enggak pernah bahas harga sebelumnya. Begitu saya sampaikan harganya, dia kaget karena beda jauh sama yang diinformasikan si penipu,” ucap Rama.
Beruntung, dalam kasus ini, tidak ada transaksi uang yang sampai terjadi karena calon pembeli menyadari kejanggalan sebelum mentransfer tanda jadi atau down payment (DP).
Namun, Rama menekankan pentingnya kewaspadaan, baik dari sisi penjual maupun pembeli, dalam setiap transaksi mobil bekas, terutama yang dilakukan secara daring.
“Modusnya makin banyak. Pembeli harus hati-hati, jangan langsung percaya kalau harga terlalu murah. Penjual juga harus waspada kalau iklannya diambil dan disalahgunakan,” katanya.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR