Tak sampai situ, bodi tengah bagian bawah dek pijakan kaki juga ia panjangkan sampai tersambung ke bodi belakangnya.
Untuk memaksimalkan tampang galak area depan, sepatbor depan juga dicustom dan ditambah pemakaian ban yang lebih gendut, dan ia padatkan dengan pemakaian cakram lebih besar.
Peleknya sendiri juga ia custom dengan penggunaan pelek monoblok yang dilubangi sehingga makin terlihat 'nakal'.
Sementara itu untuk bodi bagian belakang juga diubah dengan melengserkan sepatbor asli bawaan CUV e:
Agar tampilan buritan jadi manis, ia merombak bentuk jok dengan bagian ujung yang dibuat menukik ke atas, dilengkapi dengan behel custom sebagai outline-nya.
Yang paling menarik dari motor ini tentu saja adanya sebuah tabung udara yang dijejalkan di area dek tengah.
Yup, itu adalah tabung udara untuk air suspension yang memang disiapkan Adit, meski agak tricky pengaplikasiannya.
"Kesulitannya mungkin di area sokbreker belakang karena bobot baterainya lumayan berat sehingga naiknya agak lambat," jelasnya.
"Kompresornya sendiri bikin custom dan pakai listrik dari aki yang juga sudah dinaikan jadi 7 ampere dari sebelumnya 4 ampere, jadi bukan mengambil kelistrikan dari baterai motor, sehingga untuk performa motor tidak terpengaruhi," beber pria asal Makassar ini.
Baca Juga: Menentang Takdir, Honda ICON e: Lahir Kembali Jadi Motor Petualang di Tangan Builder HDRP
Makanya tak heran kalau motor ini bisa ceper banget, kandas hingga nyaris menyentuh tanah, namun juga bisa jadi tinggi berkat airsus-nya.
Untuk finishing, Adit melabur motor ini dengan warna keemasan dipadu dengan gambar lidah api berwarna kehitaman.
Dengan tampilan ini, setuju enggak kalau CUV e: jadi terlihat lebih oke dari aslinya?
Tak cuma keren dipandang, namun motor garapan Adit termasuk dua peserta HDRP lainnya, juga layak dikendarai.
Hal ini sudah dibuktikan sendiri oleh kami yang memang diberi waktu khusus buat menjajalnya saat motor ini pertama kali dipamerkan pada penghujung Mei kemarin.
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR