Lalu ada Lane Keep Assist alias LKA (LKA) yang terkoneksi dengan ACC.
LKA menjaga agar Suzuki Fronx tetap di tengah lajur dengan mendeteksi marka jalan di sisi kanan dan kiri. Namun memang syarat bekerjanya LKA adalah harus di ruas jalan yang marka jalannya terlihat jelas sehingga mampu dibaca oleh sistem.
Lane Departure Warning (LDW) dan Lane Departure Prevention (LDP).
Seperti LKA yang bekerja dengan mendeteksi garis marka di sisi kanan dan kiri jalan, LDW dan LDP juga mengandalkan marka serupa.
Jika sistem mendeteksi Suzuki Fronx akan keluar jalur akibat pengemudi lengah, misalnya, maka LDW akan mengaktifkan peringatan via indikator visual di meter cluster, peringatan suara, dan getaran di lingkar setir.
Jika peringatan masih kurang dan mobil masih melenceng, maka LDP akan bertindak lebih lanjut dengan mengoreksi setir untuk menjaga mobil tetap di lajur. LDP aktif di kecepatan minimal 50 km/jam.
Hadirnya DSBS II, ACC, LKA, dan LDP membuat Suzuki Fronx mampu berjalan semi otonom yang artinya bisa berakselerasi, mengerem, dan menggerakkan setir secara otomatis.
Selain itu, Suzuki Safety Support juga mencakup fitur tambahan yang ikut membantu pengemudi seperti Blind Spot Monitor (BSM), Rear Cross Traffic Alert RCTA), Vehicle Swaying Warning, Hill Hold Control, sensor parkir, dan High Beam Assist (HBA).
HBA yang aktif pada kecepatan 30 km/jam atau lebih, mampu mendeteksi sorotan cahaya lampu dari kendaraan di depan yang kemudian mampu secara otomatis beralih antara lampu jauh (high beam) dan lampu dekat (low beam) agar keselamatan pengendara lain juga terjaga.
| Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR