GridOto.com - Banyak yang tidak tahu ternyata dua bintang muda MotoGP, Pedro Acosta dan Fermin Aldeguer, dulunya adalah sahabat baik layaknya saudara.
Wajar saja banyak yang tidak tahu, karena di MotoGP sekarang ini Pedro Acosta dan Fermin Aldeguer terlihat 'Stecu' alias 'Setelan Cuek' (frasa yang sedang populer di Indonesia).
Baik Acosta dan Aldeguer sama-sama bertingkah tidak saling kenal baik di dalam maupun di luar lintasan MotoGP.
Bahkan dulunya kedekatan dua pembalap tersebut bukan untuk keduanya saja, tapi juga seluruh anggota keluarganya masing-masing.
Ayah Acosta sendiri sebenarnya sangat kesal dengan hubungan dua pemuda tersebut, padahal dulunya mereka sangat baik satu sama lain.
"Kami sangat akrab sebagai keluarga satu sama lain, tapi dua orang bodoh itu yang tidak akrab," kata Acosta Sr., dilansir GridOto.com dari Speedweek.
Kedua keluarga saling kenal dan akrab lantaran sama-sama berasal dari Murcia, Spanyol, dan usianya juga hampir sama.
Ayah kedua pemuda asal Murcia itu sama-sama bercita-cita menjadikan anak kesayangannya menjadi pembalap terkenal.
Baca Juga: Crash Kontroversial MotoGP Spanyol, Lahirnya Sindiran Terpedas Buat Rossi
Selain bertemu di lintasan, dua keluarga sering melakukan kegiatan bersama, dari piknik hingga menginap satu sama lainnya.
Awalnya semuanya berjalan dengan baik, namun ketatnya kompetisi di level junior kemudian membuat keduanya menjadi 'asing' dan 'stecu' hingga sekarang.
Aldeguer sendiri mengungkap bahwa Acosta agak lebih sulit untuk menjalin persahabatan, sehingga keduanya menjauh.
"Itu adalah rivalitas. Kurasa Pedro sangat sulit mempercayai orang lain, rivalitas ini masih kami punya hingga sekarang," ungkap Aldeguer.
"Aku baru-baru kemarin bertarung ketat lagi dengannya, sangat kuat, tapi selalu ada banyak rasa hormat, baik di Moto2 hingga sekarang," lanjut Aldeguer.
Aldeguer malah merasa sekarang dirinya lebih menghargai dan menghormati Acosta, meskipun sudah tidak sedekat dulu.
"Aku bisa bilang kepadamu rasanya sangat berbeda ketika kami saling menyalip atau bertarung menuju titik pengereman di sebuah balapan, jika dibandingkan melawan pembalap lain," ujarnya.
"Ini positif. Kupikir ini masalah sifat saja, tidak ada lainnya. Kami tak pernah berantem kayak begitu, tapi kami hanya saling menjauh saja karena sifat kami saja kok," jelasnya.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
| Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR