GridOto.com - Wajib yang namanya waspada dengan kelakuan bengkel ngawur ketika AC mobil sedang diperbaiki.
Motif perbaikan tersebut bisa terkait ketersediaan onderdil yang susah didapat, harga onderdil mahal, dan sebagainya.
Sehingga, pilihan alternatif pastinya diperlukan supaya sistem AC tetap bisa digunakan.
Bahkan, bengkel yang bisa memperbaiki tanpa harus mengganti onderdil tertentu dianggap jago dan memiliki kelebihan karena kreativitasnya.
Sayangnya, tak semua pihak bengkel mempertimbangkan efek jangka panjangnya.
Dewa, Pemilik Bengkel AC Mobil Jogja pernah mengatakan, pihaknya kerap menjumpai perbaikan AC mobil yang di luar nalar dan bisa dikatakan mengabaikan keselamatan.
“Saya pribadi sih tidak menyarankan perbaikan yang sifatnya asal-asalan, misal asal AC dingin tapi mengabaikan keselamatan dalam jangka panjang, ada banyak jenis perbaikan yang cukup berisiko,” ucap Dewa dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Pulang Dari Mudik AC Mobil Tidak Dingin, Ini Yang Perlu Dicek
Salah satu perbaikan yang kerap dijumpai menurut Dewa adalah memodifikasi kelistrikan pada sistem AC dengan langsung menyambung kabel tambahan dan memasang perangkat tambahan.
“Sistem AC pada mobil modern saat ini sudah lebih kompleks sehingga untuk menelusuri masalah kelistrikan akan lebih rumit dan butuh waktu lama, belum lagi teknologi terbaru yang belum tentu dipahami oleh bengkel AC,” ucap Dewa.
Ia mengatakan, kalau tidak memahami sistem kelistrikan AC pada mobil tertentu, sebaiknya pihak bengkel AC tidak usah mengubah rangkaian kelistrikan.
“Mobil sekarang menurut saya lebih rumit dan sensitif, kadang hanya dengan menyambung kabel saja bisa bikin masalah serius karena tidak memahami prinsip kerja dan potensi risikonya,” ucap Dewa.
Dewa mengatakan, jika modifikasi dilakukan asal-asalan maka ada potensi terjadi korsleting.
Baca Juga: Ini Sebabnya Freon AC Mobil Enggak Perlu Selalu Ditambah, Simak
Selain itu, ketahanan kabel sudah diukur mampu dilalui oleh daya listrik berapa ampere jika berlebihan akan panas.
“Penyambungan kabel yang tidak terukur akan membuat arus listrik mengalir lebih besar pada kabel bawaan pabrik, penyambungan tidak presisi juga bisa memicu terjadinya korsleting dan memicu kebakaran,” ucap Dewa.
Bahkan, Dewa masih menjumpai penggantian sekring menjadi lebih besar untuk menyiasati modifikasi yang dilakukan, padahal kekuatan kabel ada batasnya biasanya tidak jauh dari angka sekring.
“Bila sekring bawaan pabrik 7,5 ampere terus diubah 25 ampere kan sudah terlalu jauh, pertanyaannya apakah kabelnya mampu? Jika tidak kan potensi terjadi panas dan memicu kebakaran,” ucap Dewa.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR