GridOto.com- Jenis bensin dibedakan berdasarkan nilai oktannya.
Beberapa bensin yang dijual di pasar Indonesia umumnya memiliki nilai oktan dengan angka 90, 92, 95, dan 98.
Nilai oktan bensin diukur sebagai representasi stabilitas bahan bakar yang berpengaruh pada performa mesin kendaraan.
Bagaimana nilai oktan bensin-bensin tersebut diukur?
Mengutip Kompas.com, disebutkan Lembaga energi Amerika Serikat yakni United States Energy Information Administration, menggunakan mesin pengukur oktan.
Prinsip pengukurannya adalah perbandingan karakteristik antara suatu bensin dengan bahan bakar standar yang nilai oktannya sudah diketahui.
Yang dibandingkan adalah kemampuan untuk menyebabkan knocking atau ketukan pada mesin.
Nilai oktan dari bahan bakar standar ini ditentukan berdasarkan persentase komposisi senyawa hidrokarbon dalam bahan bakar standar Utamanya senyawa iso-oktana dan n-heptana.
Baca Juga: Enggak Mengubah Oktan, Ini Manfaat Aditif yang Ada di Bensin
Berdasarkan penjelasan Nancy E. Carpenter dalam Chemistry of Sustainable Energy pada tahun 2014, bensin diperoleh dari minyak bumi yang mengandung berbagai jenis senyawa hidrokarbon.
Adapun bensin siap jual umumnya mengandung senyawa hidrokarbon dengan atom karbon berjumlah 5 hingga 8 atom karbon.
Dari sekian banyak jenis hidrokarbon, senyawa iso-oktana merupakan jenis hidrokarbon paling tahan terhadap kejadian terbakar sendiri.
Molekul senyawa iso-oktana bercabang dan tersusun dari 8 atom karbon dan 18 atom hidrogen, sehingga reaksi pembakarannya dapat berjalan halus.
Hal ini membuat bahan bakar standar dengan kandungan 100 persen iso-oktana diberikan nilai oktan sebesar 100.
Sementara itu, senyawa n-heptana atau normal heptana merupakan senyawa hidrokarbon yang setiap molekulnya terdiri atas 7 atom karbon dan 16 atom hidrogen karena senyawa tersebut paling mudah terbakar sendiri. Maka itu, senyawa n-heptana bernilai oktan 0.
Jadi, berdasarkan penjabaran di atas, perhitungan dapat dilakukan melalui penjumlahan dua senyawa penyusun yang dihitung berdasarkan berapa rasio zat dan nilai dari bilangan oktannya.
Misalnya, dari total 100% isi bensin, terdapat pembagian 80% isooktana dan 20% n-heptana.
Nah, kita dapat menjumlahkan senyawa tersebut setelah bilangan oktan masing-masing zat telah dikalikan persentase dari kandungan di dalamnya.
Berdasarkan perhitungan, bensin tersebut memiliki nilai oktan 80.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR