Pasalnya, pada saat BBM dikirim dari kilang Pertamina maupun yang impor, sifatnya masih base fuel.
Artinya bahan bakar belum ada kandungan aditif ketika sampai di terminal Pertamina Patra Niaga.
"Jadi Pertamina Patra Niaga itu hanya mengelola dari terminal sampai ke SPBU. Kami menerima di terminal itu sudah dalam bentuk RON 90 ataupun RON 92 dan tidak ada proses mengubah oktan," jelas Mars Ega.
Ia menyampaikan, proses mencampur atau blending ini adalah proses yang umum dalam produksi bahan bakar.
"Karena minyak ini bahan yang bersifat cair, jadi memang pasti akan ada proses blending," katanya.
Ia memastikan, bahwa bahan bakar Pertamina sudah sesuai spesifikasi karena setiap prosesnya melalui pengawasan yang ketat.
"Mulai dari kami menerima, baik dari dalam negeri maupun yang impor kami cek di laboratorium. Jadi pengecekannya before loading, after loading dan before discharge sebelum kami bongkar," terangnya.
"Setelah kami terima di terminal, juga melakukan rutin pengujian kualitas produk dan terus kami jaga sampai dengan ke SPBU," pungkas Mars Ega.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR