Untuk handling, MAKA Cavalry juga terasa stabil saat diajak menikung dalam kecepatan tinggi tanpa ada gejala motor terasa ngebuang, ataupun mengayun saat dikemudikan saya yang berbobot 60 kg.
Saat diajak menyalip di kemacetan, motor ini juga terasa lincah untuk bermanuver diantara mobil yang terjebak kemacetan.
Kemampuannya menanjak diuji saat memasuki wilayah Sentul mengarah ke Bojong Koneng yang punya jalur menanjak khas perbukitan.
Diajak berjalan rolling speed dengan mode Hi Torque, tanjakan lumayan tinggi masih mudah dilibas oleh motor ini.
Lalu bagaimana dengan konsumsi dayanya? Saat tiba di lokasi tujuan dengan jarak tempuh di trip meter yang menunjukan 62 km, baterai MAKA Cavalry tersisa 29%.
Berarti 71% daya baterai terkuras dengan gaya berkendara yang agresif di mode Hi Torque ini. Konsumsi daya bisa lebih irit jika gaya berkendara lebih kalem, apalagi jika menggunakan mode Hi Regen.
Saat rehat di tempat tujuan selama 3 jam, MAKA Cavalry dicas kembali dan tercatat ada 77% daya baterai di motor yang saya gunakan kembali untuk pulang.
Dengan jalan yang cenderung menurun, saat kembali tiba di MAKA Showroom Radio Dalam, dengan jarak tempuh 60 km kapasitas baterai tersisa 21%.
Artinya daya baterai yang terpakai untuk jalan pulang ini sebanyak 56%.
MAKA Cavalry sendiri sudah dipasarkan resmi dengan harga Rp 35.850.000 on the road Jakarta.
| Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR