GridOto.com - Tim Ducati Lenovo memilih tidak menggunakan motor dengan mesin terbaru untuk Pecco Bagnaia dan Marc Marquez di MotoGP 2025.
Setelah tes MotoGP Sepang, mesin baru yang dipasang di Desmosedici GP25 tersebut tidak berhasil memuaskan Pecco Bagnaia dan Marc Marquez.
Power delivery-nya cukup merata dan motor lebih halus, namun tidak mampu melibas tikungan sebagus pendahulunya, Desmosedici GP24.
Untuk itulah akhirnya manajemen Ducati lebih memilih melanjutkan pengembangan Desmosedici GP24, dan mengesampingkan versi baru yang sudah disiapkan untuk musim ini.
"Kami punya motor yang sangat kompetitif, untuk sekarang arahnya bertahan menggunakan mesin 2024 dengan update," kata Manajer Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, melansir Sky Sport.
"Sekarang pilihan lebih ke arah GP24 daripada GP25, tapi keputusan akhirnya di Thailand. Arahnya adalah lanjut dengan mesin GP24. GP24 motor fantastis, bekerja dengan sangat baik," jelas Tardozzi.
Bagi yang cukup memperhatikan perjalanan Ducati selama beberapa tahun terakhir, keputusan semacam ini sebenarnya tidak mengejutkan.
Baru tiga tahun lalu Ducati membuat keputusan serupa, di mana mesin baru yang disiapkan oleh insinyur akhirnya tidak dipakai.
Baca Juga: Mesin Baru Gagal Total, Ini Pengakuan Marc Marquez Soal Motor Baru Ducati
Kala itu mesin tersebut ditolak oleh Pecco Bagnaia dan juga Jack Miller, yang pada MotoGP 2022 masih membela tim pabrikan Ducati.
Bagnaia dan Miller lebih memilih menggunakan basis mesin Desmosedici GP21, untuk menghadapi MotoGP 2022.
Alasannya adalah mesin baru yang disiapkan untuk MotoGP 2022 terlalu kasar dan galak, tidak sesuai dengan karakter kedua pembalap.
Motor tersebut disebut dengan istilah 'hybrid', karena menggunakan basis motor lama GP21 dengan perpaduan update dari GP22.
"Bagnaia dan Miller bertanya setelah tes Sepang soal kemungkinan merevisi karakteristik mesin," kata Paolo Ciabatti, pria yang menjabat posisi Sporting Director Ducati kala itu.
"Kami pun menuruti permintaan itu dan membawa mesin hybrid semacam itu dengan karakter mirip versi 2021," jelasnya, dilansir GridOto.com dari GPOne.
Nyatanya keputusan Bagnaia saat itu berbuah manis, lantaran ia berhasil meraih titel MotoGP pertamanya dengan motor 'hybrid' tersebut.
Sedangkan saat itu Jorge Martin dan Johann Zarco dari tim Pramac, ditambah Luca Marini dari VR46, lebih memilih Desmosedici GP22 versi 'murni'.
Tiga pembalap tersebut tidak mengikuti langkah Bagnaia dan Miller yang memilih versi 'hybrid'.
Pada akhirnya ketiganya pun terjebak dengan GP22 yang pengembangannya tidak maksimal sepanjang musim itu.
Ducati pun pusing lantaran saat itu terlalu banyak versi motor terbaru sehingga pengembangan GP22 'murni' pun terhambat.
| Editor | : | Panji Nugraha |
| Sumber | : | GPOne.com,Sport.sky.it |
KOMENTAR