Saran dari Muslimin bukan tanpa alasan, bila melibas tanjakan curam menggunakan gigi D, saat berada di tengah-tengah tanjakan gigi akan berpindah ke yang lebih tinggi mengikuti putaran RPM.
Dengan gigi berpindah secara otomatis ke gigi tinggi, torsi mobil akan berkurang, sehingga menyebabkan mobil kehilangan momen atau loss power.
Saat loss power ini terjadi, pengemudi akan cenderung menginjak pedal gas lebih dalam agar mobil mendapatkan tenaga.
Padahal bila ini dilakukan, sistem transmisi atau ECU akan membaca torsi sudah maksimal, akibatnya transmisi akan tetap bertahan di posisi gigi tinggi.
"Bila ini terjadi, tekan gas secara perlahan dan stabil agar momentum dan tenaga bisa tetap terjaga atau pindahkan langsung ke posisi gigi rendah tadi," jelasnya.
Teknik ini berlaku untuk transmisi matic konvensional, CVT maupun AMT (Automated Manual Transmission), termasuk pada sistem transmisi mobil elektrik.
"Bisa juga aktifkan fitur hill start assist bagi mobil yang sudah memiliki fitur ini," saran Muslimin.
Khusus mobil matic sistem AMT, sebaiknya saat melakukan stop and go di tanjakan, rem tangan wajib sering-sering dimainkan.
Sebab meski transmisi sudah masuk di posisi gigi rendah, ketika kaki berpindah dari pedal rem ke gas, bakal ada jeda sekian detik yang membuat kondisi transmisi seperti kosong atau netral sesaat.
Tentunya hal itu akan berisiko membuat mobil bisa meluncur mundur.
Saat berkendara di jalan menanjak, pastikan tetap tenang dan rileks.
Karena secara prinsip pengoperasian semua jenis matic sama saat menemui jalanan tanjakan.
Baca Juga: Cocok Buat Jalan-jalan, Segini Harga Mobil Bekas Toyota Agya Matic Akhir 2024
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR