GridOto.com - Dalam kurun waktu tiga hari pada Januari 2025 setidaknya ada dua mobil hybrid PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) yang diperkenalkan di Indonesia.
Antara lain Jaecoo J7 PHEV dan terbaru ada Mazda CX-80 PHEV.
Masuk dalam kategori mobil hybrid, sistem PHEV punya perbedaan yang signifikan dengan hybrid konvensional yang umumnya kita kenal seperti kepunyaan Toyota atau Hyundai.
"Perbedaan paling utama adalah ukuran dan kapasitas baterainya," kata Glen Reinner, Product & Dealer Marketing Assistant Manager PT Eurokars Motor Indonesia (EMI).
Mobil PHEV pasti punya baterai yang kapasitasnya lebih besar daripada hybrid konvensional.
Baca Juga: Mesti Tahu, 4 Fakta Mazda CX-80 PHEV yang Baru Meluncur di Indonesia
Dengan kapasitas baterai yang besar, mobil PHEV bisa bergerak hanya dari tenaga listrik dengan jarak tempuh yang jauh.
"Kalau hybrid konvensional mode EV atau electric range-nya pendek," sebut Glen.
Dengan kapasitas baterai yang lebih besar, maka dibutuhkan pengisian daya eksternal.
Karena itulah pada mobil PHEV akan disematkan soket charger untuk kebutuhan pengisian daya baterai.
"Mobil PHEV biasanya ada dua cover pengisian, yang satu untuk isi bahan bakar dan satu lagi cover soket charger," beber Glen.
Soket charger ini dibutuhkan untuk mengisi daya baterai agar bisa mencapai kapasitas penuh lebih maksimal.
Baca Juga: Jaecoo J7 PHEV Disebut Dengan SHS, Teknologi Hybrid Apa Itu?
Meskipun dalam penggunaan saat mobil berjalan baterai mobil PHEV tetap bisa terisi secara internal.
"Ketika mesin aktif bisa menjadi generator, atau ketika deselerasi dan mengerem ada regenerative braking yang menghasilkan arus listrik untuk pengisian daya baterai," terang Glen.
Sementara pada hybrid konvensional tidak ada soket charger untuk pengisian daya baterai.
"Kapasitas baterainya kecil, pengisian daya internal saja sudah bisa memenuhi kebutuhan kapasitas baterainya," jelas Glen.
| Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR