GridOto.com - Santet konon merupakan metode yang bisa mencelakai orang dengan cara mengirim suatu barang atau benda secara gaib ke tubuh korbannya.
Bicara santet, ternyata fenomena ini sempat ramai disebut ikut merebak di dunia balap era awal tahun 2000.
Meski sulit diterima nalar, tapi banyak yang percaya kalau hal ini jadi jurus ampuh buat 'menyabotse' lawan di lintasan.
Tokoh-tokoh balap di era itu pun menganggap fenomena ini hal wajar, apalagi kalau melibatkan balapan dengan taruhan yang besar.
Melansir dari tabloid OTOMOTIF edisi No.02/XI Senin, 21 Mei 2001, Lewis Marshal, salah satu dragbiker kondang di Surabaya, sempat mengalami kejadian aneh saat bertandang ke kandang lawan bebuyutannya.
Saat itu ia sudah menyiapkan Suzuki Crystal garapan Tole Motor Sidoarjo untuk adu drag melawan sang roval yang nyemplak Yamaha F1Z.
Di tengah balap, motor Lewis tiba-tiba mati mendadak.
"Waktu setting enggak ada problem sama sekali, performa mesin fit, tapi kok beberapa meter setelah lepas start tiba-tiba ngedrop, lalu mati mendadak," katanya.
Suzuki Crystal garapan Tole Motor Sidoarjo yang ditunggangi Lewis sendiri bukan kaleng-kaleng reputasinya.
Anak-anak balap Surabaya kala itu sudah mengakui betapa kencangnya bebek ini.
Baca Juga: Diwarnai Protes, Ini Alasan Kuat Mobil Listrik Dilarang Ikut Drag Race
Makanya, fail-nya si bebek saat adu drag lawan F1Z itu bikin sang mekanik sekaligus bos Tole Motor, Sofi'i, gondok setengah mati.
"Gimana enggak geregetan, kami kalah taruhan Rp 15 juta," katanya.
Saking herannya, saat itu juga motor langsung dibongkar untuk dicari tahu apa penyebab Crytal-nya mati.
Karburator pun dipreteli, dan ketemu juga biang keroknya!
Ternyata masalahnya ada pada lubang main-jet tersumpal seekor semut hitam.
"Bayangin aja, dari mana masuknya tuh semut? Dan sejak kapan semut doyan bensin?" bingung Sofi'i.
Padahal, lanjutnya, tangki bensin yang menggunakan oli samping F1Z selalu dijaga bersih.
"Itu pun diisi bensin saat motor mau dipakai balap aja," bilangnya.
Baca Juga: Drag Race NMAX Turbo Lawan Vario 160, Siapa Lebih Kencang?
Ada lagi kisah yang dibagikan Rovino Senjaya, jawara dragbike dari tim Answer Racing Motor (ARM) Surabaya, di era itu.
Ceritanya suatu waktu ia mengikuti gelaran dragbike Santana di Kemayoran.
Membesut Yamaha RX-Z, aneh bin ajaib, tiba-tiba mesinnya mengeluarkan air bercampur kotoran mirip lumpur.
"RXZ kan enggak pakai radiator, lagian motor-motor kami selalu bersih, kalau pun dicuci cuma dilap aja enggak tahu dari mana datangnya air," kenang Inoe, panggilan akrabnya.
"Rantai mendadak putus pula," timpal Moming, salah satu kru ARM.
Selain kejadian itu, ia bercerita saat akan ikut balap liar di kawasan Prapen, Surabaya Timur pada akhir tahun 2000.
Selesai setting motor di Kenjeran sore harinya, semua motor pacuan Inoe disimpan semalaman di rumahnya.
Namun sepanjang malam itu, Suzuki RGR hitam berjuluk Maestro yang akan dipakai balap terus digonggongi Gundi, anjing peliharaan Inoe.
"Cuma Maestro yang digonggoni Gundi, lainnya enggak," tutur Inoe.
Merasa tak ada yang aneh, Inoe pun cuek.
Tapi saat balap berlangsung Inoe merasa motor tunggangannya berat.
"Waktu nyetting larinya enak banget, tapi saat balapan malah ngeden, seperti ada yang nahan, aku kalah Rp 5 juta," katanya.
Hal paling parah dialami oleh Maman Firmansyah, punggawa AAJ Parung, Bogor.
Saat mengikuti dragbike Santana di Kemayoran tahun 2000, ia mengalami mesin macet akibat kemasukan jarum di blok silinder.
"Dinding silinder sampai lecet-lecet, terus jarum itu bengkok, padahal gue sama sekali enggak pernah nyetting motor pakai jarum," aku Maman.
Sebelum rentetan kejadian itu, mereka rata-rata memang tak mau mengakui adanya santet.
Tapi setelah banyaknya kejadian ganjil, mereka pun mengonsultasikannya ke 'orang pintar'.
Hasilnya, disimpulkan ada faktor X di luar kuasa pembalap maupun tim yang ikut nimbrung di tiap lomba.
Makanya, jadi hal wajar pula kalau tiap joki jadi punya semacam 'pegangan' untuk menangkan serangan-serangan dari musuh saat balapan.
Benar atau tidaknya ya memang tak bisa dibuktikan.
Gimana menurut kalian Sob?
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR