GridOto.com - Mantan kepala mekanik Franco Morbidelli, Ramon Forcada, mengungkapkan kecurangan tim soal batas tekanan ban motor MotoGP.
Sebelum aturan resmi dengan sanksinya berlaku mulai MotoGP 2023 lalu, Ramon Forcada sering diminta untuk menurunkan batas tekanan ban motor MotoGP yang dipakai Franco Morbidelli.
Pria yang pernah mengantarkan Jorge Lorenzo meraih tiga titel MotoGP ini, mengungkapnya dalam podcast YouTube '10 Minutes with Dennis' milik akun Dennis Noyes, yang dilansir GridOto.com dari Todocircuito.
"Ada perbedaan karakter orang Jepang dan orang Latin atau Italia. Di Italia, aturan adalah menjadi aturan dalam balapan, entah di F1, NASCAR. Sama saja sebagaimana kau lihat batasan dalam regulasinya," kata Forcada.
Mekanik asal Spanyol ini membandingkan beberapa sikap orang Jepang, yang sedikit kalah dari orang Italia dalam beberapa tahun terakhir soal ketaatan terhadap aturan.
"Orang Jepang berusaha se-elegan mungkin, bahkan jika kalah. Mereka bilang jangan bilang ke pembalap, ke sponsor. Bilang saja kita kalah karena kita orang hebat," ujarnya.
"Itu tidak lucu, sebenarnya kau kalah karena yang lain melakukan sesuatu yang berbeda," jelas pria yang tahun lalu masih bekerja di garasi Andrea Dovizioso ini.
Karena belum menjadi aturan dengan sanksi tegas, Forcada mengungkap bahwa ia pun diminta untuk mengakali aturan tekanan ban oleh oknum, yang namanya tak disebut.
"Pada akhirnya karena kau tahu tidak akan dihukum, maka kau bisa bermain," sambung Ramon Forcada.
Baca Juga: Trachouse Racing Tak Main-main, Miguel Oliveira Pakai Motor Terbaru di MotoGP 2024
"Saat pandemi, ketika Morbidelli kami menang balapan dengan rata-rata tekanan 1,89 bar, bukannya 1,90 bar," jelasnya.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan tindakan itu, karena kesalahannya terletak dari aturan yang kurang tegas.
FIM menerapkan batas tekanan sejak lama, namun sanksi baru tegas diberlakukan sejak 2023, itupun baru dimulai pertengahan musim.
"Jika tidak ada aturan, ini sempurna karena pada akhirnya kau menuju batasnya 1,90 bar. Dan sejak ia menang balapan dan memimpin, maka aku bisa turun mencoba 1,89," jelasnya.
Forcada pun awalnya merasa tidak masalah karena Michelin ataupun juri tidak memberikan protes apapun kepadanya.
"Tidak Michelin, atau Dorna, tidak ada yang protes, dan kami bertanya. Semua orang dari orang Michelin ke teknisi kami, bilang bahwa semuanya sempurna, " sambungnya.
Namun ia pun mengungkap bahwa Yamaha pada akhirnya tentu tidak akan suka dengan cara itu, karena itu akan berakibat buruk terhadap nama besar merkea.
"Kuharap semua orang juga mencapai tekanan ban segitu. Tapi itu tidak bagus untuk brand, brand berpikir bahwa itu tidak baik," jelasnya.
"Sikap mereka (oknum) telah membawaku ke kandang singa. Dalam satu rapat Yamaha yang panas, masalah ini akhirnya diselesaikan dan mereka akan menaati aturan tekanan dan kami tak mau melakukannya lagi karena itu kotor, dalam tanda kutip," tegas Forcada.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Sumber | : | Todocircuito.com |
KOMENTAR