GridOto.com - Kolam berendam yang dipakai Toprak Razgatlioglu selama World Superbike Mandalika 2022 ternyata punya keunikan tersendiri.
Suhu tinggi selama World Superbike Mandalika 2022 menjadi salah satu tantangan utama para pembalap, termasuk Toprak Razgatlioglu dari PATA Yamaha with BRIXX.
Iklim tropis Indonesia serta lokasi sirkuit Mandalika yang berada di tepi pantai membuat World Superbike Mandalika 2022 jauh lebih panas ketimbang balapan lain utamanya di benua Eropa.
Bahkan, suhu lintasan di sirkuit Mandalika selalu menembus 60 derajat celsius pada siang hari selama World Superbike 2022.
"Kalau suhunya lebih panas lagi, setelah balapan mungkin kami tidak akan ke podium tapi langsung ke rumah sakit," canda Toprak Razgatlioglu kepada GridOto.com, Jumat (11/11/2022) usai sesi FP2 di sirkuit Mandalika, Lombok.
Makanya tidak heran kalau banyak tim menyediakan kolam berendam untuk mendinginkan suhu badan para pembalapnya, termasuk kedua pembalap PATA Yamaha with BRIXX yaitu Toprak dan Andrea Locatelli.
Sarah Byles, Sponsorship and Marketing Manager Pata Yamaha with Brixx WorldSBK pun mengatakan bahwa air yang digunakan di kolam berendam tersebut bukanlah air biasa.
"Air yang kami pakai itu air es karena turut membantu pemulihan otot menjadi lebih cepat," ungkapnya kepada GridOto.com dalam kesempatan berbeda.
"Asupan air minum pembalap juga jauh lebih tinggi dari biasanya di akhir pekan ini," tambahnya saat di belakang paddock PATA Yamaha with BRIXX WorldSBK itu.
Baca Juga: Weekend Sempurna untuk Toprak Razgatlioglu, Sapu Bersih Tiga Balapan World Superbike Mandalika 2022
Yang paling unik, di dalam kolam tersebut terdapat banyak air minum kemasan yang ada tulisan "Bukan untuk Diminum."
Sarah menjelaskan, air minum kemasan tersebut tidak bisa diminum karena berisi air mentah yang mereka bekukan untuk menjaga agar air di dalam kolam tetap dingin.
???????? Rider debrief, Indonesia-style ????☂️???? #YamahaRacing #WeR1 #IDNWorldSBK pic.twitter.com/5JBpZoDSSo
— Pata Yamaha with BRIXX WorldSBK (@PataYamahaBRIXX) November 11, 2022
"Kami juga menggunakan es biasa, tapi cukup sulit untuk mendapatkan pasokan es dalam jumlah besar selama akhir pekan balap," ungkap perempuan asal Selandia Baru itu.
"Makanya untuk memudahkan logistik juga, kami menggunakan air dalam kemasan yang kemudian kami bekukan sebagai pengganti es batu," tutupnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR