Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Electric Mobility (ELMO)

Minat Bangun SPKLU Buat Cas Mobil Listrik, PLN Ungkap Biayanya

Muslimin Trisyuliono - Kamis, 13 Oktober 2022 | 11:41 WIB
Dirut PLN Darmawan Prasodjo sedang melakukan pengecasan kendaraan listrik menggunakan SPKLU
Kominfo.jatimprov.go.id
Dirut PLN Darmawan Prasodjo sedang melakukan pengecasan kendaraan listrik menggunakan SPKLU

GridOto.com - Guna mendorong penggunaan kendaraan listrik, PT PLN (Persero) terus berupaya menambah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Tanah Air.

Kepala Pusat Keunggulan PLN, Zainal Arifin, mengatakan tahun ini pihaknya menargetkan total ada 260 SPKLU yang akan disebar di seluruh Indonesia.

"Kalau dilihat roadmapnya pembangunan SPKLU di atas target, tahun kemarin dari target 105 kami bisa bangun 150 artinya ada lebih 40 persen," ujar Zainal dalam diskusi Menapak Peta Jalan Pemanfaatan Kendaraan Listrik Nasional, Selasa (11/10/2022).

"Tahun ini ada tambahan 110, total sampai akhir tahun ada kira-kira 260 masih sesuai target untuk stasiun pengisian publik," sambungnya.

Zainal melanjutkan, soal biaya membangun SPKLU cukup beragam tergantung tipe yang digunakan mulai dari slow charging, medium charging dan fast charging.

"Untuk fast charging masih relatif mahal di atas Rp 500 juta sampai Rp 700 juta. Kalau yang slow dan medium Rp 25 juta sampai Rp 50 juta sudah dapat," ungkap Zainal.

Untuk mencapai target tersebut, pihaknya membuka kesempatan bagi swasta untuk kemitraan membangun SPKLU.

"Terkait kemitraan kami ada beberapa pihak dari pemilik properti hingga perusahaan oil & gas yang juga sudah datang seperti Shell dan Total datang ke kami. Sehingga tidak perlu khawatir soal charging station," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wahyudi Joko Santoso, mengungkapkan ada beberapa syarat penempatan charging station.

Baca Juga: PLN Siap Dukung Kendaraan Dinas Listrik, Segini Target SPKLU yang Akan Dibangun Sampai Akhir Tahun

"Ketika di jalan tol atau rest area kita syaratkan minimal fast charging, kalau disediakan ultra fast charging lebih baik lagi," ujar Wahyudi.

"Berbeda lagi ketika di mall orang belanja lebih dari 1 jam, dengan medium charing atau fast charging sudah cukup," sambungnya.

Hal tersebut lantaran untuk mengisi daya baterai dari 25 persen sampai penuh di ultra fast charging hanya membutuhkan waktu setengah jam, sementara slow charging membutuhkan waktu hingga 8 jam.

 

Editor : Eka Budhiansyah

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa