GridOto.com - Jalur Pantai Selatan (Pansela) bisa dikatakan belum terlalu diminati oleh para pemudik saat arus mudik Lebaran 2022.
Mayoritas pemudik justru lebih memilih jalur Pantai Utara (Pantura) selama arus mudik kemarin.
Padahal, jalur ini menawarkan pemandangan yang menarik dan banyak destinasi wisata sehingga bisa jadi alternatif untuk bepergian jauh.
Lantas, apa alasan yang bikin para pengendara justru kurang memilih Jalur Pansela?
Menurut Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, ada sejumlah alasan Jalur Pansela belum diminati pemudik.
Salah satunya permasalahan akses penghubung.
"Jalur penghubung antara arah Utara dan Selatan masih belum bagus, misalnya lewat Garut yang hari biasa saja macet lalu tol jalur Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) yang dua dari lima ruasnya yang sudah jadi," jelasnya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (05/05/2022).
Tak cuma sampai situ, ia juga menilai persoalan lain dalam pembangunan jalur penghubung antara Jalur Pantura dan Pansela yakni masalah geografisnya.
Mengingat, bentang alam atau kontur jalur dari utara ke selatan yang berbukit-bukit dan berkelok-kelok membuat pembangunan jadi agak sulit.
Baca Juga: Biar Gak Bingung, Berikut Titik SPBU Pertamina di Jalur Pansela, Ada 16 di Jawa Bagian Tengah
Ditambah, pembebasan lahan untuk pembangunannya yang cukup menyita waktu.
Terbukti dari pembangunan ruas tol Cigatas (Cileunyi-Garut-Tasikmalaya) yang sempat ditunda gara-gara terkendala pembebasan lahan.
Kemudian proyek tol Getaci (Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap) yang dinilai jadi akses krusial dari utara ke selatan maupun sebaliknya pun sekarang belum selesai.
Setidaknya, masih butuh 2-3 tahun lagi agar jalur penghubung antara Jalur Pantura dan Pansela bisa beroperasi optimal.
"Kalau pakai jalur arteris pasti macet, kalau tolnya sudah rampung ya masalahnya selesai," pungkas Djoko.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kendala di Balik Jalur Pansela yang Indah tapi Sepi Pemudik Lebaran.
| Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
| Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR