Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Begini Rasanya Nonton Film di Dalam Bus Jepang Klasik, Audionya Enggak Kalah Sama Bioskop

Gayuh Satriyo Wibowo - Sabtu, 15 Agustus 2020 | 15:44 WIB
Bus Jepang klasik diubah menjadi mirip bioskop
Gayuh Satriyo Wibowo/GridOto
Bus Jepang klasik diubah menjadi mirip bioskop

GridOto.com - Sebuah bus Jepang klasik Mitsubishi Fuso RM di Karanganyar diubah menjadi mirip bioskop.

Di dalamnya, pengunjung bisa menyaksikan film dengan nuansa menaiki bus Jepang klasik era tahun 1990-an.

Pemrakarsanya adalah Wawan Agus Subagiono, seorang pemilik rental bus dan kendaraan pariwisata.

Penasaran dengan bus Jepang klasik ala bioskop ini, GridOto langsung menyambangi lokasi mangkalnya di Komplek Ruko Harlin, Jl. Adi Sumarmo, Klegen, Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jumat (14/8/2020).

Baca Juga: Unik! Bus Jepang Klasik di Karanganyar Disulap Jadi Mirip Bioskop, Nonton Film Cuma Bayar Rp 25 Ribu

Secara tampilan dari luar sih bus Jepang klasik yang merupakan CBU dari Negeri Sakura ini memang sudah menarik perhatian.

Pasalnya, tampang bus ini terkesan old school yang identik dengan bentuk boxy.

Bus Jepang klasik Mitsubishi Fuso RM diubah menjadi mirip bioskop
Gayuh Satriyo Wibowo/GridOto
Bus Jepang klasik Mitsubishi Fuso RM diubah menjadi mirip bioskop

Setelah masuk melalui pintu tengah, penulis dihadapkan dengan karpet merah ala bioskop yang menutupi lantai dan kursi bermotif khas bus pariwisata.

Susunan kursi dibuat dua berbanjar, lima di sebelah kanan dan empat di sebelah kiri.

Baca Juga: Berasa Nostalgia, Intip Bus Yang Pernah Menghiasi Jalanan Indonesia

Duduklah penulis di barisan tengah sambil mengamati interior bus Jepang klasik ini.

Di dalamnya kental nuansa bus yang terlihat mulai dari kursi, pegangan tangan, sampai tembok dan kacanya terlihat seperti bus pada umumnya.

Namun di sana terpampang layar TV LED berukuran 50 inci yang tak lazim ditemui di dalam bus.

Selain itu ada juga perangkat audio serta AC berukuran 3 PK di depan dan 1 PK di belakang yang mana akrab ditemui di rumahan.

Baca Juga: Mau Lihat Bus yang Dipakai di Film Pengabdi Setan? Bisa Datang ke Sini

Sepintas lebih terkesan seperti bus Jepang karena terdapat banyak ornamen-ornamen yang masih bertuliskan dengan huruf Jepang.

Namun semua berubah ketika Wawan menutup pintu dan mulai memainkan film.

Suasanan di dalam bus Jepang klasik ala bioskop saat film dimulai
Gayuh Satriyo Wibowo/GridOto
Suasanan di dalam bus Jepang klasik ala bioskop saat film dimulai

Dalam sekejap suasana berubah menjadi gelap dan hanya mengandalkan penerangan dari layar mirip bioskop.

Kaca-kaca samping tak dapat ditembus cahaya dari luar berkat ditutup dengan stiker blok.

Perangkat audio yang dipakai Wawan pada bus Jepang klasik ini ternyata juga mumpuni.

Baca Juga: Bus Klasik Ini Dijuluki Damri Goyobod, Ternyata Ini Artinya

"Yang terpasang ini satu set. Satu power amplifier, satu tone control parametric, empat subwoofer, delapan twitter, dan empat speaker satelit," ujar Wawan.

Alhasil, gelegar suara bass dan renyahnya detail suara dari film Sniper: Assasin's End yang diputar saat itu tak kalah dengan sound sytem di bioskop-bioskop.

GridOto juga menjajal duduk di bagian depan yang biasanya baris paling dibenci di bioskop.

Duduk di barisan depan malah cukup nyaman saat menonton film di bus Jepang klasik ini.

Baca Juga: Coffee On The Bus Yogyakarta Tambah Rute, Bisa Ngopi Sambil Ngebis Sampai Bandara YIA

Meski duduk di depan speaker, namun suara yang dihasilkan tak berlebih dan visual sangat jelas.

Bagaimana kalau di barisan paling belakang? Secara audio, penumpang belakang tetap merasakan keasyikan menonton film.

Namun dengan jarak terjauh dari monitor sekitar 8 meter, layar jadi terlihat lebih kecil.

Suasana di barisan belakang bus Jepang Klasik Mitsubishi Fuso RM yang diubah mirip bioskop
Gayuh Satriyo Wibowo/GridOto
Suasana di barisan belakang bus Jepang Klasik Mitsubishi Fuso RM yang diubah mirip bioskop

Untuk mereka yang memiliki mata normal masih bisa terbaca jelas subtitle film tersebut, namun sepertinya bagi mereka yang memiliki mata minus harus sedikit memicingkan mata.

Lalu untuk posisi duduknya terasa nyaman, penulis yang memiliki tinggi hampir 180 cm dengan posisi tegap legroomnya masih tersisa sekitar 10 jari.

Baca Juga: Ngobrol Bareng Dimas Ekky Pratama: Alasan Buka Coffee Shop dan Bocoran Karir Balap Tahun 2020-2021, Lanjut Balap di Moto2?

Selain itu reclining atau sudut sandaran jok juga bisa diatur seusai kenyamanan.

Wawan mengatakan, bus Jepang klasik ala bioskopnya ini hadir setiap hari dengan tiga sesi penayangan film yang dimulai pukul 18.00 WIB, 20.00 WIB, dan 22.00 WIB.

Tiketnya dipatok dengan harga Rp 25 ribu dengan bonus teh atau kopi kemasan.

Bagaimana sob, ingin mencobanya juga?

Editor : Fendi

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa