Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

OtoJadul

Otojadul: Menteri Era Soeharto Kecele, Dapat Mobil Dinas Kok Volvo Lagi Volvo Lagi, Kenapa Enggak Mercy atau BMW?

Ditta Aditya Pratama - Senin, 1 Juni 2020 | 21:03 WIB
Volvo yang identik jadi mobil dinas menteri era Orba
Tabloid OTOMOTIF tahun 1993
Volvo yang identik jadi mobil dinas menteri era Orba

GridOto.com - Ngomongin mobil dinas menteri era orba, jelas langsung kepikiran Volvo.

Kisah mobil dinas Volvo ini memang cukup menarik buat disimak, sempat pernah bikin menteri-menteri kecele karena saat ada penggantian mobil dinas, ehh malah dapat 'tank swedia' lagi.

Otojadul kali ini akan mengutip Tabloid OTOMOTIF 46/II, Senin 22 Maret 1993 yang berjudul 'Kabinet Baru bersama Mobil Baru'.

Kisahnya dimulai saat membubarkan kabinet V lalu (ada yang masih ingat tahun berapa?), Presiden Soeharto juga mengisyaratkan kabinet baru nanti bakal melaju dengan kendaraan baru.

Karenanya, ada yang berharap dapat mobil baru keluaran Eropa yang lebih mewah lagi.

Baca Juga: Otojadul: Uniknya Iklan Daihatsu Zebra Tahun 1991, Demi Pamer Fitur Andalan, Sewa Dua Halaman Tabloid OTOMOTIF!

Jika kabinet I dulu cuma dapat mobil dinas Dodge Valiant Regal 1971, dan kabinet sebelumnya Volvo 740 GLE, siapa tahu kendaraan inventaris kabinet anyar ini BMW 520 atau malah Mercedes-
Benz 300 SEL.

Tapi, tampaknya mereka (para menteri) bakal kecele. Sebab kabinet baru ini tetap akan menggunakan Volvo seperti yang dibilang Mensesneg Moerdiono.

Hanya saja, mobil dinas baru menteri saat itu menjadi Volvo tipe 960 GL produksi 1991.

Memang setelah Dodge Valiant untuk kabinet pembangunan I, Volvo terkesan jadi langganan Setneg.

Karena sejak kabinet II hingga kabinet V yang baru bubar kemarin berturut-turut para menteri melaju dengan Volvo 264 GL 1976, Volvo 264 GL 1980, Volvo 264 GL 1982 dan Volvo 740 GLE.

Tapi, dipilihnya Volvo buat kabinet baru ini bukan karena alasan langganan atau apa.

Ilustrasi Volvo 740 Ti 1991, Dalam foto ini sudah dimodifikasi dengan dengan Pelek Mercy
Iman/GridOto
Ilustrasi Volvo 740 Ti 1991, Dalam foto ini sudah dimodifikasi dengan dengan Pelek Mercy

"Mercy atau BMW memang bagus, representatif, punya kecepatan tinggi. Tapi terlalu mewah hing-
ga harganya tak terjangkau. Akan mahal kalau membeli dalam jumlah banyak. Kita tak punya dana," jelas Moerdiono.

Oleh sebab itu Setneg kemudian memilih Volvo 960 lantaran efisiensi dan tak ingin terjadi pemborosan.

"Tapi, Volvo itu juga cukup gaya dan berwibawa," kata Moerdiono.

Selain itu pertimbangan dipilihnya kendaraan Swedia ini karena punya ruang penumpang lumayan lapang. Jadi bisa membawa banyak berkas atau file. Semacam kantor kedua gitu.

"Sebab dalam melakukan kegiatannya bukan mustahil para menteri menyelesaikan kerjaan di mobil. Dan ini perlu ruang lega," papar Moerdiono lagi.

Baca Juga: Otojadul: Iklan Lawas Opel Kadett, Mobil yang Akselerasinya Lebih Kencang dari Pesawat Hipersonik Concorde

Bahkan percakapan penting atau lobi tak jarang dilakukan di dalam kendaraan. Tentu sulit kalau mesti berhimpit di kabin yang sempit.

Konon, Setneg sudah mengorder sekitar 100 unit Volvo 960 untuk para menteri kabinet baru.

Pesanan ini dibenarkan Angky Camaro, managing director kelompok Indomobil yang meng-
ageni Volvo di Indonesia.

"Pembicaraan ini sudah berlangsung lama karena separuh dari 210 Volvo 960 eks KTT sebagian sudah didem Setneg," kata Angky yang juga direktur pengelola perusahaan dadakan KTT PT Indocitra.

Harganya Angky tak mau mengungkap. Yang pasti harga sedan 6 silinder itu jatuhnya mu-
rah karena 'harga kenegaraan'.

Ilustrasi Interior Volvo, mewah pada masanya
Ilustrasi Interior Volvo, mewah pada masanya

Imbalannya, pemasok Volvo mendapat kemudahan dan keringanan bea masuk (saat itu).

Lantas kalau para menteri kabinet VI ini mendapat mobil baru Volvo 960, kemana larinya Volvo 740 GLE mantan menteri kabinet V?

Kemungkinan besar jatuhnya tak kemana-mana alias ke si pemakai sendiri. Kalau pun ada

yang ke masyarakat umum jumlahnya tak banyak. Karena menurut Moerdiono, kendaraan itu boleh dimiliki pemakainya. Malah untuk ini para mantan menteri mendapat keringanan biaya.

"Yang dibayarkan tinggal sekitar Rp 9 juta saja," kata Moerdiono yang juga mengincar kendaraan dinas lamanya itu.

Niat yang sama terekam dari sejumlah menteri kabinet V untuk membeli mobil dinas mereka. Misalnya yang diinginkan Menteri Muda Perindustrian T Ariwibowo atau Menparpostel Soesilo Soedarman.

Baca Juga: Otojadul: Bisa Berkedip Seperti Bulu Mata, Mazda Astina Tahun 1991 Jadi Pelopor Lampu Pop-up

"Saya memang berniat membelinya. Wong peraturan memberi kesempatanuntuk memilikinya. Apalagi ken daraan itu sudah dipakai selama 5 tahun. Lumayan buat kenang-kenangan," kata Tunky yang juga presiden direktur PT Krakatau Steel ini.

Niat senada juga datang dari Emil Salim. Tapi menteri KLH ini masih menghitung-hitung.

"Kalau harga cocok saya mau. Tapi belum tahu jatuhnya berapa. Dilihat dulu bagaimana persyaratannya. Kita juga mesti memikirkan bahan bakar, perawatan dan sebagainya," katanya.

Barangkali yang boleh diharap adalah Volvo muntahan mantan menristek BJ Habibie dan Men-
teri Kesehatan Adyatma.

"Memang kendaraan bagus. Aman dan tak pemah mogok. Tapi, saya kan sudah lama memakainya. Bisa saja tak membelinya," kata BJ Habibie.

Sedang alasan menteri kesehatan enggak mau beli mobil dinas lamanya ternyata simpel banget.

"Mesinnya boros," ungkapnya.

Editor : Ditta Aditya Pratama
Sumber : Tabloid OTOMOTIF

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa