Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Kasus Tabrak Lari Terbilang Tinggi di Sidoarjo, Operasi Zebra Diharapkan Bisa Jadi Solusi

Latifa Alfira Ulya - Selasa, 29 Oktober 2019 | 19:11 WIB
Ilustrasi laka lantas
Kolase Tribun Pontianak
Ilustrasi laka lantas

GridOto.com - Dalam waktu seminggu belakangan ini, kecelakaan lalu lintas kembali marak terjadi di Sidoarjo.

Melansir dari Surya.co.id, faktor penyebab maraknya laka lantas ini adalah pengendara yang kurang fokus dan berhati-hati di jalan.

Data Satlantas Polresta Sidoarjo menyebut bahwa seminggu terakhir ada 43 peristiwa laka lantas.

Jumlah korban sebanyak 55 orang, dengan rincian delapan orang meninggal dunia dan 47 orang mengalami luka ringan.

Dari hasil analisa dan evaluasi petugas, jenis kecelakaan terbanyak adalah keteledoran saat berkendara sebanyak 13 kasus, kemudian tabrak depan lima kasus.

Selanjutnya tabrak belakang ada lima kasus, tabrak depan samping lima kasus, dan satu kasus tabrak pejalan kaki.

(Baca Juga: Kronologi Livina X-Gear yang Menabrak Apotek Senopati, Kurang Konsentrasi dan Tidak Hafal Jalan)

Selain itu, selama seminggu terakhir ada delapan peristiwa tabrak lari dan beberapa pelakunya pun belum terungkap hingga saat ini.

"Memang, seminggu belakangan angka kecelakaan terhitung meningkat. Khususnya peristiwa tabrak lari yang terbilang tinggi," ujar Kanit Laka Satlantas Polresta Sidoarjo, AKP Sugeng Sulistiyono.

Pihaknya berharap, Operasi Zebra Semeru 2019 yang berlangsung sejak 23 Oktober lalu hingga 3 November 2019 mendatang bisa menekan angka kecelakaan yang terjadi.

Sekadar informasi, untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan, sangat penting menjaga fokus saat berkendara.

Hal ini diungkapkan oleh Founder Jakarta Defensive Driving Center (JDDC), Jusri Pulubuhu.

“Berkendara harus fokus untuk meminimalisir human error saat mengemudi,” ujar Jusri seperti yang dikutip dari Kompas.com.

(Baca Juga: Cegah Tabrakan, Ini Tips Antisipasi Rem Mobil Blong Ketika Berkendara)

Agar bisa lebih fokus, pastikan dahulu kondisi kendaraan dalam keadaan baik dan tidak mengalami gangguan.

Selain itu pengendara juga harus dalam keadaan sehat, tidak mengantuk, dan berada di bawah pengaruh obat-obatan.

Pengendara juga harus mengesampingkan hal-hal yang bisa memecah konsentrasi saat berkendara.

“Kalau berkendara sendiri, mengantuk itu dapat mengganggu konsentrasi berkendara. Makanya kalau mengantuk lebih baik istirahat sejenak,” jelas Jusri,

“Sedangkan kalau bersama teman-teman, faktor bercanda atau ngerumpi itu mengganggu konsentrasi. Main smart phone juga bisa bikin risiko kecelakaan meningkat,” sambungnya.

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa