Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Masih Ada Kesempatan, Ini 3 Tantangan Besar KTM Indonesia di Tahun 2019

Dio Dananjaya - Kamis, 13 Desember 2018 | 07:21 WIB
Ilustrasi KTM Indonesia saat berpartisipasi di salah satu ajang otomotif
kompas.com
Ilustrasi KTM Indonesia saat berpartisipasi di salah satu ajang otomotif

GridOto.com – Tahun 2018 sudah hampir mencapai penghujungnya, sejumlah APM sepeda motor bersiap menyusun strategi baru untuk tahun depan.

Salah satunya PT Penta Jaya Laju Motor (PJLM) selaku distributor resmi KTM di Indonesia, yang sempat hadir di acara Focus Group Discussion, Otomotif Group, Kompas Gramedia pada Rabu (12/12/2018).

Kristianto Goenadi, Presiden Direktur PT PJLM, berujar jika pihaknya punya beberapa tantangan menghadapi pasar motor di tahun 2019.

Pertama, soal fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS yang bisa membuat harga jual motor KTM mengalami kenaikan.

(Baca Juga : Januari hingga Oktober 2018, KTM Laris Ribuan Unit)

(Baca Juga : Penjualan KTM di Indonesia Tumbuh 32 Persen)

“Dalam setahun belakangan ini currency berfluktuasi hampir 17 persen, sehingga mau tidak mau harus melakukan penyesuaian dari harga, sesuai dengan perubahan struktur currency,” kata Kristianto.

Kedua, menurut pria yang akrab disapa Kris ini masih ada penghalang besar untuk memasukkan sejumlah produk dari luar.

“Saat ini ada satu perlakukan tarif khusus yang memang secara berangsur menurun, ini yang kami belum tahu di tahun 2019 akan ada penurunan sampai berapa,” terangnya.

Hal ini pula yang membuat PT PJLM hanya dapat menjual beberapa tipe motor di bawah 500 cc.

(Baca Juga : Dua Model KTM Ini Laris Manis di IMOS 2018)

(Baca Juga : KTM RC16 MotoGP Asli Dijual, Harganya Bisa Buat Beli 170 Yamaha Aerox)

“Untuk motor di atas 500 cc saat ini ada pembatasan yang kami belum tahu kapan akan dibuka kembali,” imbuh Kris.

Apalagi KTM sampai saat ini masih diimpor langsung dari India yang secara otomatis membuatnya dikenakan pajak lebih tinggi daripada motor lainnya.

“Soal Ppnbm, kalau di Indonesia di atas 250 cc sudah dianggap sepeda motor mewah. Sedangkan kalau dari kacamata kami, 250 cc ke atas harusnya belum masuk kategori mewah,” jelasnya.

Walau demikian, Kris masih optimis masih ada kesempatan untuk pihaknya menyerap pasar lebih banyak di tahun depan.

“Inilah halangan yang masih kami lihat di depan mata. Tapi kalau memang regulasi tersebut sudah bisa dibuka kembali, bisa jadi opportunity,” tutupnya.

Editor : Pilot

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa