Tak Lagi Fokus Mobil Listrik, Ford Tarik Rem dan Main di Baterai Model Begini

Ferdian - Senin, 29 Desember 2025 | 20:30 WIB

Ford menampilkan mobil listrik Ford Pro Electric SuperVan di Goodwood Festival of Speed. (Ferdian - )

GridOto.com - Mengejutkan, Ford kini tak sekadar mengerem ambisi kendaraan listrik (EV), tapi juga mengubah strategi terkait urusan baterai.

Pada bulan ini, produsen otomotif asal Amerika Serikat itu membatalkan dua kesepakatan besar terkait baterai EV, yakni kerja sama senilai USD 11,4 miliar atau Rp 179 Triliun dengan SK On dari Korea Selatan serta kontrak pasokan USD 6,5 miliar atau Rp 102 Triliun dengan LG Energy Solution.

Meski langkah tersebut menandai perlambatan ekspansi EV, Ford justru mengalihkan fokus ke jenis baterai lain yang ditujukan untuk kebutuhan skala besar, yakni penyimpanan energi untuk jaringan listrik.

Sejak 2023, Ford telah meneken perjanjian lisensi dengan raksasa baterai China, CATL, untuk menggunakan teknologi lithium iron phosphate (LFP).

Awalnya, teknologi tersebut akan dipakai untuk memproduksi baterai mobil listrik Ford di dalam negeri. Namun strategi itu kini berubah arah.

Alih-alih digunakan untuk mobil listrik, teknologi LFP CATL akan dimanfaatkan Ford untuk memproduksi baterai berukuran besar yang dirancang khusus bagi penyimpanan energi.

Baterai ini ditujukan untuk perusahaan utilitas dan operator jaringan listrik yang membutuhkan solusi penyimpanan daya dalam skala masif.

Baca Juga: Dijual Terbatas, Seganas Ini Tenaga Ford Everest Titanium 25th Anniversary Edition

Ford Motor Company
ILUSTRASI. Modul baterai mobil listrik Ford

“Karena kami sudah memiliki lisensi untuk memproduksi teknologi ini di Amerika Serikat, ditambah pengalaman Ford dalam manufaktur skala besar selama lebih dari satu abad, langkah ini terasa sangat masuk akal,” ujar Wakil Presiden Ford untuk Program Platform Teknologi dan Sistem EV, Lisa Drake, kepada Bloomberg.

Namun, perjalanan Ford merealisasikan kerja sama dengan CATL tidak lepas dari tantangan politik.

Rencana pembangunan pabrik baterai berbasis teknologi CATL di Virginia sempat ditolak oleh gubernur setempat karena kekhawatiran terhadap keterkaitan dengan China.

Sebagai alternatif, Ford kini membangun fasilitas tersebut di Michigan dan menargetkan mulai beroperasi pada tahun depan.

Di tengah dorongan pemerintahan AS untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk China, Ford menilai pendekatan ini lebih baik dibanding terus mengimpor baterai buatan China yang kini sudah banyak digunakan di sektor energi AS.

“Dengan kebutuhan energi di Amerika Serikat yang terus meningkat, rasanya jauh lebih masuk akal memproduksi baterai di dalam negeri dibanding terus mengandalkan impor dari China,” tambah Ford.

Ford juga mengungkapkan telah menjajaki minat pasar dengan berbicara langsung kepada calon pelanggan terkait penjualan sel baterai penyimpanan energi.

Baca Juga: Dijual Terbatas, Seganas Ini Tenaga Ford Everest Titanium 25th Anniversary Edition

Hasilnya, respons yang diterima sangat positif. Selain cocok untuk kendaraan listrik, sel baterai LFP juga dikenal andal untuk sistem penyimpanan energi, sehingga langkah Ford dinilai tepat.

Ke depan, Ford menargetkan dapat mengembangkan baterai murah buatannya sendiri dengan memanfaatkan pembelajaran dari kerja sama lisensi dengan CATL.

Menurut Lisa Drake, tanpa kemitraan tersebut, Ford membutuhkan waktu hingga satu dekade untuk mengejar dan mengembangkan teknologi LFP yang kompetitif secara mandiri.