GridOto.com – PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengaku masih menunggu kejelasan regulasi dan kebijakan insentif dari pemerintah, sebelum menghadirkan mobil listrik terbaru di Tanah Air.
Sebelumnya, Hyundai juga telah mengonfirmasi penundaan peluncuran mobil baru yang semula direncanakan berlangsung pada akhir 2025, menjadi awal tahun depan.
Khusus untuk mobil listrik, Hyundai menegaskan keputusan tersebut berkaitan erat dengan arah kebijakan pemerintah.
“EV tentunya kami masih menunggu keputusan dari pemerintah mengenai regulasi insentif,” ujar COO HMID, Fransiscus Soerjopranoto di SCBD, Jakarta Selatan belum lama ini.
Frans menjelaskan, dalam menentukan strategi peluncuran produk di Indonesia, Hyundai selalu mempertimbangkan dua faktor utama yakni preferensi konsumen dan regulasi pemerintah.
“Jadi gini, seperti yang saya sering sampaikan ke teman-teman semuanya, kalau kita mau dalam kondisi atau posisi bagus dalam penjualan di Indonesia, ada dua hal yang kita harus perhatikan. Pertama customer preference, kemudian yang kedua adalah government regulation atau aturan pemerintah,” jelasnya.
Dari sisi pasar, Frans mengakui bahwa tren kendaraan listrik di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
“Kalau customer preference tentunya teman-teman sudah pada tahu ataupun sudah mengerti bahwa mobil listrik ini sekarang kan mengalami lonjakan yang cukup luar biasa. Jadi dari kontribusinya sekitar 5 persen di tahun lalu, sekarang sudah 9 persen, sama dengan hybrid. Jadi berdua itu (EV dan hybrid) sudah hampir 20 persen,” ungkapnya.
Namun demikian, Hyundai menilai pertumbuhan tersebut masih sangat bergantung pada dukungan regulasi pemerintah, khususnya terkait insentif kendaraan listrik yang sebelumnya diatur melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019.
Baca Juga: Rencana Berubah, Hyundai Urungkan Peluncuran Mobil Baru Akhir 2025
Pabrikan asal Korea Selatan ini ingin melihat lebih jauh apakah kebijakan pemerintah ke depan, khususnya pada 2026, mampu mendorong pertumbuhan industri otomotif nasional secara menyeluruh, bukan hanya dari satu jenis teknologi penggerak.
“Nah, kami akan lihat bahwa regulasi pemerintah itu bisa enggak nanti di tahun 2026 itu mendorong pertumbuhan daripada industri otomotif secara total, bukan by powertrain,” katanya.
“Jadi satu per satu kami ingin melihat bahwa combustion (ICE) bisa tumbuh, hybrid bisa tumbuh, bersama EV bisa tumbuh. Nah, tadi menjawab pertanyaannya karena kontribusi mobil listriknya sudah sangat besar, dan juga ada beberapa powertrain yang mungkin akan bisa meningkatkan penjualan otomotif secara nasional,” tambahnya.
Sebagai informasi, sebelumnya pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut insentif kendaraan listrik tidak akan dilanjutkan mulai tahun depan.
Meski demikian, hingga kini belum ada keputusan resmi maupun regulasi yang secara hukum mengatur kebijakan tersebut.