Baca Juga: 35 Tahun Berkiprah, PO SAN Blak-blakan Soal Tantangan di Industri Transportasi
"Kolaborasi antara pelaku industri transportasi, pemerintah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menekan angka kecelakaan, sekaligus memperluas akses angkutan umum dan angkutan pedesaan," ungkap Sari.
Dengan meningkatnya layanan transportasi publik, penggunaan kendaraan pribadi terutama motor diharapkan dapat berkurang.
Sementara itu Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi Ahmad Wildan mengatakan, banyak kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar seperti bus atau truk disebabkan banyak kendaraan kecil berada di titik buta (blind spot) dari pandangan sopir bus atau truk.
"Posisi kendaraan kecil itu tidak terlihat oleh sopir bus, sehingga jika sopir bus melakukan gerakan tertentu seperti berbelok, kendaraan kecil itu bisa celaka," kata Wildan.
Oleh karena itu Wildan mengimbau agar semua pengendara sadar sepenuhnya akan adanya bahaya titik buta ini.
Kampanye ini turut dihadiri Kasatlantas Polresta Bengkulu AKP Aan Setiawan, Kanit Operasional dan Humas Jasa Raharja Kanwil Bengkulu R. Soeko Agung Prasetyo, serta Ahmad Wildan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Para pemangku kepentingan ini menyampaikan pentingnya langkah kolektif dalam membangun budaya penggunaan jalan raya yang lebih aman.
Upaya seperti ini semakin relevan melihat kondisi keselamatan transportasi yang masih menjadi sorotan nasional.
Berdasarkan data Korlantas Polri, sepanjang Januari-Juni 2025 terjadi 70.749 kecelakaan lalu lintas dengan 11.262 korban meninggal dunia.
Meski menurun 2,6 persen dibanding periode yang sama tahun 2024, angka tersebut tetap menjadi alarm serius.
Motor menjadi kendaraan yang paling banyak terlibat kecelakaan dengan 94.339 unit pada semester I 2025.
Penyebab terbanyak masih berkaitan dengan perilaku pengendara, terutama tidak menjaga jarak aman.
Data Jasa Raharja juga menunjukkan kecelakaan lalu lintas masih menjadi pembunuh terbesar ketiga di Indonesia dan penyebab utama kematian usia 10-24 tahun.
Rata-rata, lima orang meninggal dunia setiap jam akibat kecelakaan di jalan raya.
Melalui kampanye ini, PO SAN berharap keselamatan tidak hanya menjadi slogan, melainkan gaya hidup bersama yang tumbuh dari kesadaran seluruh pengguna jalan.