Rute Getaci harus melintasi topografi yang sangat menantang, ditandai oleh pegunungan dan lembah, dan jurang dalam, yang terdapat di area Garut dan Tasikmalaya sehingga memerlukan jembatan layang (elevated) panjang.
Selama ini, akses menuju Priangan Timur masih mengandalkan jalur arteri yang berkelok-kelok dan terkenal rawan kemacetan kronis di titik-titik seperti Nagreg atau Gentong.
Oleh itu, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menegaskan pentingnya proyek ini dalam konteks pembangunan ekonomi regional.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur jembatan tidak hanya menghubungkan wilayah secara fisik, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru.
"Dengan konektivitas yang lebih baik, distribusi logistik menjadi lebih cepat, biaya transportasi menurun, dan daya saing daerah meningkat," ujar Dody, (4/11/25) mengutip Kompas.com.
Baca Juga: Tol Getaci Paksa Warga Garut Jadi Miliarder, Seorang Dapat Rp 16,9 Miliar
Tol Getaci adalah solusi langsung untuk memutus rantai konektivitas rendah ini, menjanjikan perubahan drastis ekonomi wilayah Jabar Selatan.
Untuk menaklukkan kontur ekstrem, Tol Getaci mengadopsi desain konstruksi hybrid yang kompleks dan berbiaya tinggi, menggabungkan tiga struktur rekayasa teknik:
1. Struktur Desain: At Grade (Permukaan Datar)
- Panjang Ruas: 175,27 km
- Fungsi Rekayasa Teknis: Ruas di atas permukaan tanah datar, menggunakan konstruksi standar.