Suyitno bilang, bau sampah tersebut berdampak ke beberapa RW yang ada di Sungai Bambu, terutama jika terkena angin.
"Baunya sudah sampai RT 6, RT 7, RT 5, RT 4," ungkap dia.
Bau sampah akan semakin terasa ketika terkena angin atau hujan tiba. Bahkan, aroma busuk tersebut sampai menganggu aktivitas di rumah ibadah.
Baca Juga: 400 Lembar Pelat Besi Kolong Tol Dekat JIS Dicolong, Pengelola Bakal Ganti Pakai Ini
"Kalau kena angin baunya kemana-mana apalagi sampai ke rumah ibadah cuma berapa meter," tutur dia.
Salah satu warga bernama Umar (65) juga mengaku, tak keberatan apabila kolong tol tersebut dijadikan sebagai TPS, asalkan sampahnya diangkut secara rutin.
"Tapi, kalau menumpuk kayak gini terganggu kadang baunya sampai ke musolah menganggu orang lagi ibadah," ujar Umar.
Bahkan, kata Umar, aroma sampah itu tercium hingga ke rumahnya yang berjarak 200 meter dari TPS.
Warga pun sudah berkali-kali protes ke pemangku wilayah, bahkan melalui aplikasi JAKI, tapi tak kunjung mendapatkan tindak lanjut hingga hari ini.
Dikonfirmasi, Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Kasudin LH) Jakarta Utara Edy Mulyanto menyebut, kebiasaan warga membuang sampah di kolong tol tersebut sudah terjadi selama bertahun-tahun.