Menariknya, Suzuki tidak serta-merta membentuk komunitas baru, melainkan menunggu inisiatif dari para pengguna.
“Kalau kami melihatnya, komunitas ini bukan kami yang membuat, mereka yang buat. Kalau sudah terbentuk setengah jadi, nanti kami akan tap in kepada mereka untuk memberikan pembelajaran dari klub-klub yang sudah lama,” jelas Dony.
Istilah 'setengah jadi' yang dimaksud, lanjutnya, adalah komunitas yang sudah memiliki struktur dasar organisasi.
“Setengah jadi itu sudah ngumpul, sudah terbentuk secara resmi, ada AD/ART-nya begitu. Biasanya mereka terbentuk dua atau tiga chapter, dari situ kami mulai inisiasi,” tuturnya.
Suzuki kemudian memberikan pendampingan agar organisasi komunitas berjalan dengan sehat dan tertib.
“Kami coba bantu dari sisi tata cara pengelolaan AD/ART, apa yang perlu dilakukan dan tidak bisa dilakukan. Dalam berorganisasi kan pasti ada dinamika, yang kami harapkan bisa berjalan dengan lancar,” ujar Dony.
Ia menegaskan, pembinaan ini dilakukan agar komunitas Suzuki tetap solid dan terhindar dari konflik internal.
“Harapannya tidak begitu, karena ada proses pembelajaran dari klub-klub yang sudah berpengalaman,” ucapnya.
Saat ini, terdapat 16 komunitas resmi di bawah naungan Suzuki.
Di antaranya SXCI, IAC, SECI, SSCI, BCI, IDGV, IGNITY, SJI, SCI, ERCI, KCI, ERMAN, AIC, SCCI, dan komunitas rescue Suzuki Club Reaksi Cepat (SCRC).