Karena Hal Ini, Pembalap MotoGP Ogah Pakai Obat Penghilang Rasa Sakit

Mohammad Nurul Hidayah - Selasa, 23 September 2025 | 20:00 WIB

Penyebab Marc Marquez jatuh saat memimpin balapan MotoGP Amerika 2025 (Mohammad Nurul Hidayah - )

Gridoto.com - Menjadi seorang pembalap motor seperti pembalap MotoGP menuntut kondisi fisik yang prima.

Nyatanya, sebagai seorang pembalap sangat sulit untuk menjaga fisik tetap prima.

Kesalahan kecil saja saat balap bisa membuat pembalap terjatuh dan terjadi benturan yang menyisakan sakit pada area tubuh.

Flavio Dromi, fisioterapis tim Red Bull KTM membeberkan beberapa cedera dan masalah fisik yang kerap dirasakan pembalap MotoGP.

Menurutnya, luka lecet dan memar menjadi masalah fisik umum yang bisa ditemui tubuh pembalap MotoGP.

Baca Juga: Mengenal Honda NSF250RW Tunggangan Pembalap AHM di JuniorGP dan ETC, Kecil Cabe Rawit

"Banyak memar! Kulit dari baju balap memang bisa memberikan perlindungan, tapi tidak sepenuhnya," ujar Flavio dikutip dari Speedweek.

Sebagai fisioterapis, sudah menjadi tugas Flavio untuk merawat dan mendisinfeksi kulit pembalap yang terluka agar tetap bisa tampil di sesi berikutnya.

Selain luka memar dan lecet pada kulit, masalah lain yang kerap ditemui ada pada masalah otot dan tulang.

Ai Ogura, Joan Mir dan Lorenzo Salvadori jatuh di lap yang sama di tikungan 1 sirkuit Sachsenring

"Benturan keras akibat terjatuh dapat menyebabkan masalah otot dan tulang. Bahkan sampai patah tulang," ungkapnya.

Menariknya, untuk menghilangkan rasa sakit yang dirasakan, sebenarnya pembalap punya opsi untuk gunakan obat penghilang rasa sakit sementara.

Baca Juga: Sejarah, Pembalap AHM Kunci Posisi Runner-Up di Red Bull MotoGP Rookies Cup 2025

Namun, opsi ini banyak dihindari pembalap karena penggunaan obat penghilang rasa sakit memiliki konsekuensi lain yang bisa mengganggu performa di lintasan.

"Terapi obat terkadang dapat menyebabkan pusing dan kehilangan konsentrasi. Ini mengganggu pembalap yang ingin punya kendali penuh dan mendorong hingga batas maksimal," tuturnya.

Flavio mengungkapkan kalau pembalap lebih suka menahan rasa sakit mereka ketika balapan.

"Karena sebenarnya tubuh kita punya obat pereda nyeri alami yang namanya adrenalin," ungkap Flavio.

"Mungkin mereka merasa sakit sebelum naik motor. Namun saat adrenalin terpacu, para pembalap mengatakan kepada saya rasa sakit itu tidak muncul sampai mereka turun dari motornya," tutupnya.

Dibalik kemewahan dan status tinggi yang dipegang para pembalap MotoGP, ternyata ada beban fisik besar yang harus mereka alami.