GridOto.com- Banyak pemilik kendaraan masih menganggap remeh penggantian minyak rem mobil secara berkala.
Padahal, peran minyak rem sangat penting untuk menunjang sistem pengereman agar tetap optimal.
Jika cairan ini dibiarkan terlalu lama, performa rem bisa menurun dan berdampak fatal saat berkendara.
"Minyak rem bisa menyerap uap air dari udara, dan itu bikin kualitasnya menurun walau mobil jarang dipakai," jelas Idlan Haris, pemilik toko sparepart Mandiri Motor di kawasan Pasar Mobil Kemayoran.
Baca juga: Mulai Rp 30 Ribuan, Ini Rekomendasi dan Harga Minyak Rem untuk Mobil - GridOto.com
Kondisi minyak rem yang sudah jenuh atau kotor dapat menimbulkan korosi pada bagian dalam sistem pengereman.
Efeknya bisa membuat piston macet atau seal mengalami kebocoran karena tekanan yang tidak stabil.
Selain itu, titik didih minyak rem yang menurun bisa menyebabkan gejala rem blong saat pengereman ekstrem.
Gejala awal yang biasanya terasa adalah rem mulai terasa dalam atau kurang menggigit saat diinjak.
“Pasti nanti kena korosi di bagian sistem rem nya, terus si piston kaliper itu macet kan tekanan ga bagus. Pasti awalnya kerasa kalau rem kurang pakem, nah itu tanda-tanda nya,” tutur Idlan.
Baca juga: Wajib Tahu Waktu Ideal Kuras Minyak Rem Mobil, Jangan Sampai Lewat - GridOto.com
Jika dibiarkan terus-menerus, risiko kecelakaan karena kegagalan sistem rem bisa meningkat tajam.
Idealnya, penggantian minyak rem dilakukan setiap 20.000 km atau dua tahun sekali, tergantung pemakaian.
Pemeriksaan berkala di bengkel juga penting untuk memastikan kondisi minyak rem tetap layak pakai.
Minyak rem yang jarang diganti bisa membuat pengeluaran membengkak karena harus memperbaiki sistem rem secara menyeluruh.